Menu

Mode Gelap
Api Prometheus I Cerpen – Aldi Rijansah Puisi Ngadi Nugroho Asmara yang Tidak Diakali Waktu Puisi Maulidan Rahman Siregar Puisi Ilham Wahyudi

Budaya · 14 Aug 2025 19:44 WIB ·

Siska Aprisia Akan Tampil di Pembukaan Pekan Nan Tumpah 2025


 Siska Aprisia Perbesar

Siska Aprisia

Sebagai salah satu penampil di Pekan Nan Tumpah 2025, Siska Aprisia akan bawakan sebuah pertunjukan dengan judul “Lidah Yang Tersangkut di Kerongkongan Ibu”. Dalam pertunjukan ini, Siska akan berkolaborasi dengan Jumaidil Firdaus sebagai penata musik, Yusuf Fadly Aser sebagai penata artistik, dan Mahatma Muhammad selaku dramaturg. Pertunjukan dengan kolaborasi lintas disiplin ini akan disajikan dalam pertunjukan pembuka Pekan Nan Tumpah 2025.

            Sebagai koreografer, penari dan pegiat budaya asal Pariaman yang saat ini berdomisili di Yogyakarta dan telah melalang buana ke berbagai tempat dan negara dalam banyak aktivitas pagelaran seni, kemampuan dan kapasitas dari Siska tentu tak bisa dipandang remeh. Apalagi dalam pertunjukan yang akan dihadirkan di Pekan Nan Tumpah kali ini akan berkolaborasi dengan orang-orang yang juga punya segudang pengalaman.

Siska Aprisia

Siska Aprisia

            Sebelumnya, tanggal 27 Juli 2025, Siska telah menyelesaikan pertunjukannya berjudul “Body Migration – I Do(n’t) Want”. Karya ini tercipta dari residensi Siska di Jerman, setelah terpilih sebagai peserta program REFLEKT bersama TanzFaktur 2024. Karya tari ini pertama kali ditampilkan 22 November 2024 di kota Koln, Jerman. Kemudian dipentaskan kembali di GoetheHaus Jakarta, Minggu (27/7/2025) malam.

            Dalam tiap pertunjukannya, Siska selalu memakai Ulu Ambek sebagai basis penciptaan karyanya. Ulu Ambek  adalah seni pertunjukan yang bersumber dari sejenis pencak silat, tanpa adanya sentuhan fisik di antara dua petarung yang menampilkan konflik atau pertarungan secara estetis. Dari berbagai perspektif, Ulu Ambek juga bisa disebut dengan pergulatan dengan batin.

            “Lidah Yang Tersangkut Di Kerongkongan Ibu”,  mengungkap tubuh sebagai arsip tak resmi dari peristiwa-peristiwa yang dipinggirkan: penghakiman sosial, perantauan yang getir, kekerasan domestik, serta limbah-limbah simbolik dari tatanan patriarkis. Dengan strategi visual dan bunyi-bunyian yang menghantui, karya ini mempertanyakan otoritas bahasa ibu, yang seharusnya merawat namun kerap menjelma jerat. “Lidah Yang Tersangkut” tidak lagi metafora fisikal, melainkan simbol dari keterbatasan perempuan dalam mengekspresikan dirinya di tengah benturan tradisi, ekonomi, dan sistem nilai yang membusuk dalam diam dan kebisingan. Proses penggarapan “Lidah Yang Tersangkut Di Kerongkongan Ibu” berlangsung kurang lebih sekitar dua bulan belakangan ini.

Dengan kekuatan gerak dari Siska, pengisian musik dari Jumaidil Firdaus, bentuk panggung yang dirancang oleh Yusuf  Fadly Aser, dan rancang laku yang diolah oleh Mahatma Muhammad, akan menjadi seperti apa pertunjukan yang akan ditampilkan dalam Pekan Nan Tumpah 2025? Saksikan pada 24 Agustus 2025 di Fabriek Padang! []

Artikel ini telah dibaca 34 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Q&A: SitebaBerpuisi

23 October 2025 - 03:01 WIB

(Istimewa) Arsip SitebaBerpuisi

MGMP PAI SMK Padang Pariaman Gelar Pertemuan Perdana setelah Tengah Semester

8 October 2025 - 17:56 WIB

Dokumentasi: Agusrizal S.Ag, MA

Memantek Minangkabau (*)

5 October 2025 - 17:56 WIB

Basuki Abdullah, Coastel Scene in Sumatra via WikiArt.org

Datang dan Pulang Sendirian

31 August 2025 - 03:55 WIB

(Sedih…) Hari Terakhir Pekan Nan Tumpah 2025

30 August 2025 - 15:33 WIB

Rangkaian Acara di Pekan Nan Tumpah Hari Ketiga

26 August 2025 - 18:24 WIB

Trending di Budaya