Menu

Mode Gelap
Api Prometheus I Cerpen – Aldi Rijansah Puisi Ngadi Nugroho Asmara yang Tidak Diakali Waktu Puisi Maulidan Rahman Siregar Puisi Ilham Wahyudi

Budaya · 22 Jun 2025 22:12 WIB ·

Singaraja Literary Festival (SLF) 2025 Akan Digelar Sebentar Lagi


 Sumber: Instagram singarajaliteraryfest_official Perbesar

Sumber: Instagram singarajaliteraryfest_official

Sumber Foto: Kadek Sonia Piscayanti

Sumber Foto: Kadek Sonia Piscayanti

Singaraja Literary Festival tahun ini diagendakan akan berlangsung tiga hari, dari 25 Juli 2025 hingga 27 Juli 20205 di beberapa tempat pelaksanaan, di area Gedong Kirtya, Museum Buleleng, Sasana Budaya, dan ada di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha, dan STAHN Mpu Kuturan.

Singaraja Literary Festival merupakan agenda festival di Buleleng yang digagas oleh Kadek Sonia Piscayanti dan Made Adnyana Ole pada tahun 2023 dari Yayasan Mahima Indonesia (YMI) untuk mendorong terjadinya dokumentasi gagasan dan reinterpretasi, pemaknaan baru dan percakapan kembali atas naskah-naskah sastra kuno lontar ke dalam konteks kehidupan masa kini. Alih wahana dari sastra klasik ke berbagai bentuk karya sastra baru, seni pertunjukan, film, dan musik, didorong untuk mendekatkan pesan dalam lontar ke generasi muda.

Sumber: Instagram singarajaliteraryfest_official

Sumber: Instagram singarajaliteraryfest_official

Singaraja Literary Festival berdiri di atas badan hukum Yayasan Mahima Indonesia untuk mewadahi komunitas sastra, penerbitan independen, lembaga pendidikan dan penerjemahan, termasuk media massa. SLF juga melibatkan jurnalis dari berbagai negara, salah satunya adalah Sanne Breimer dari Belanda, yang merupakan pendiri Inclusive Journalism yang tertarik pada isu dekolonialisme.

Menurut Sonia, festival ini mengambil nafas sastra karena itulah penggerak kebudayaan di masa lampau yang menggerakkan masa kini dan nanti. Festival ini sebagai sebuah jembatan untuk menghidupkan ingatan soal kehidupan di masa lalu, sebagai sebuah cermin refleksi di masa kini.

Sumber Foto: Kadek Sonia Piscayanti

Sumber Foto: Kadek Sonia Piscayanti

Pada tahun pertama penyelenggaraannya, Singaraja Literary Festival mengambil tema Mengalir dari Kirtya sebagai visi bahwa Kirtya adalah sumber sastra klasik yang begitu kaya dan tiada habisnya. Tahun kedua SLF mengambil tema Dharma Pamaculan yang berarti energi pertumbuhan. dan SLF ketiga tahun ini mengambil tema Buda Kecapi yaitu Energi Penyembuhan Semesta, sebagai refleksi konteks saat ini dimana sastra hadir sebagai penyembuh kemanusiaan kita.

Kadek Sonia Piscayanti selaku direktur SLF akan mengarahkan tim dan mengorkrestrasi tim. Made Adnyana Ole, Putu Eka Guna Yasa, dan Made Ari Dwijayanthi selaku kurator akan memilih dan memberi pertimbangan program dan pemilihan narasumber yang sesuai. Kardian Narayana selaku Manager Produksi serta Dian Suryatini selaku Manager Program bertanggungjawab pada pelaksanaan teknis acara. Harapannya, dengan koordinasi yang solit dapat membantu tugas Rusdi Ulumuddin selaku sekretaris dalam mengarsipkan keberlangsungan festival.

Skema pendanaan SLF adalah gotong royong, kerjasama partnership, komunitas yang saling mendukung, tahun ini penerbit membiayai penulis mereka hadir di SLF, panitia juga menjual merchandise dan menawarkan donasi untuk support program, dan mencoba menjual tiket. Nova Aryani selaku bendahara akan menindaklanjuti soal pendanaan ini, memetakan pendanaan, mencari sumber dana, mencatat pengeluaran keseluruhan festival nantinya.

Sumber Foto: Kadek Sonia Piscayanti

Sumber Foto: Kadek Sonia Piscayanti

Keberlangsungan festival ini nantinya juga akan didukung oleh beberapa komunitas, sebagian besar dari Mahima, serta pendukung dari komunitas lain. Saat ini, tercatat sekitar 70an orang volunteer yang akan membantu pelaksanaan SLF dari beberapa daerah di Indonesia, beberapa perwakilan asal Asia dan Belanda.

Tahun ini, Singaraja Literary Festival mengundang ratusan penulis, seniman, jurnalis, peneliti dari seluruh Indonesia dan Asia Pasific. Di antara nama-nama yang diundang adalah Ratih Kumala, Dee Lestari, Henry Manampiring, Tan Lioe le, Wayan Jengki Sunarta, Pranita Dewi, Kiki Sulistyo, Oka Rusmini, Chynta Hariadi, Juli Sastrawan, Esha Tegar Putra dan masih banyak lagi. Dari Asia Pasific ada nama-nama Inderjeet Mani, Joseph Collins, Nerisa del Carmen Guavara. Informasi keseluruhan penulis yang akan hadir pada ajang ini dapat dilacak juga via akun instagram official, singarajaliteraryfest_official

Berbeda dengan penyelenggaraan tahun-tahun lalu, pada tahun ini akan ada pameran seni rupa tentang penyembuhan jiwa, oleh Fajar Arcana, Nyoman Sani, dan Polenk Rediasa. Serta workshop film perempuan dari Olin Monteiro.

Perhelatan tahun ini juga akan melibatkan beberapa orang musisi, Ayu Laksmi akan perform story dengan musik, juga akan ada pertunjukan musik dari Renggama, kelompok musik dari Bali Utara, dan sebagai penutup festival (sebagaimana juknis yang kami terima) akan ada pertunjukan musik puisi yang dibalut rap oleh Ucok Homicide.

Selaku direktur Festival, Kadek Sonia Piscayanti berharap pelaksanaan Singaraja Literary Festival tahun ini dapat menghidupkan sastra, sehingga sastra dapat memberikan kesembuhan bagi semesta yang akan membuat generasi muda mampu mengapresiasi kekayaan leluhurnya.

Jika Anda tertarik dengan Singaraja Literary Festival ini, silakan pesan tiketnya, atau pantau informasi selengkapnya di akun instagram @ singarajaliteraryfest_official. Jangan lupa di-follow akunnya ya!

Sumber Berita: Kadek Sonia Piscayanti

oleh: Maulidan Rahman Siregar, janang.id

Artikel ini telah dibaca 88 kali

Baca Lainnya

Q&A: SitebaBerpuisi

23 October 2025 - 03:01 WIB

(Istimewa) Arsip SitebaBerpuisi

MGMP PAI SMK Padang Pariaman Gelar Pertemuan Perdana setelah Tengah Semester

8 October 2025 - 17:56 WIB

Dokumentasi: Agusrizal S.Ag, MA

Memantek Minangkabau (*)

5 October 2025 - 17:56 WIB

Basuki Abdullah, Coastel Scene in Sumatra via WikiArt.org

Datang dan Pulang Sendirian

31 August 2025 - 03:55 WIB

(Sedih…) Hari Terakhir Pekan Nan Tumpah 2025

30 August 2025 - 15:33 WIB

Rangkaian Acara di Pekan Nan Tumpah Hari Ketiga

26 August 2025 - 18:24 WIB

Trending di Budaya