Menu

Mode Gelap
Api Prometheus I Cerpen – Aldi Rijansah Puisi Ngadi Nugroho Asmara yang Tidak Diakali Waktu Puisi Maulidan Rahman Siregar Puisi Ilham Wahyudi

Puisi · 27 Apr 2025 07:47 WIB ·

Puisi Daeng Karra


 Mana Hatoum, Liggt Sentence, 1992 Perbesar

Mana Hatoum, Liggt Sentence, 1992

Anak Anak Surgaku
( Kepada Aliaah, Raihanah dan Khadijah )

Saat Ummi menulis ini,
ada hujan tertahan
Gundah melawan gerimis tumpah ruah
Mengaliri bilik kamar kita kian usang

Pagi tadi,
Sebelum Aliaah berangkat dan berpamitan
Gerimis itu luruh menjadi jejak jejak
Menapaki jalan sempit
lengang seperti biasa
menghantarmu ke sekolah

Selepas hujan, Pelangi datang bak sayap warna warni
Pendar cahayanya menyapu raut wajah putri keduaku, Raihanah
“Ummiiii…ada pelangiiii”, laungnya membuyarkan aroma ikan Pallu Kacci yang memenuhi ruangan
Sahutan dan senyum kupaksa pertanda masakan tak lagi sedia

Sesekali menengok ke Kulambu
Barangkali matahari menggigil kaku
Melelapkan Khadijah, putri ketigaku
Ah sayang, ” Pamopporangnga, Nak”..
Jika selimut yang menjadi dekapan hangat bagimu, Bukan kedua tangan kasar ini
Yang saban waktu berpenat-penat
Mengisi tempayan gabah
demi mengganjal perut hari hari

Sulsel, 2024

Pukul Enam Pagi

Dimulai pukul enam pagi
dentuman bom sarapan kami

Fosfor betebaran
Darah berceceran

Di kamp yang lain
Anak anak menangisi Ibunya yang mati

Gowa, 2024

*Tuhan, ijinkan aku demonstrasi*

Tuhan, ijinkan aku demonstrasi
meski hanya dari udara
melacak gerakan para gerilyawan
menangisi lagu-lagu yang tumpah
di tengah massa
para syuhada? barangkali

Apa kau lihat Tuhan? saudaraku yang tinggal di dalam tubuh militer, di kursi kursi dewan, juga di balik kemudi watercanon, semua ikut mandi keringat

Panas dingin berita
suhu yang sporadis
ini bukan perang yang kau inginkan, bukan.

Pikiran kami terjarah
antara fakta dan kebohongan
semua membela diri
semua bawa barang bukti

Disini, layar kamera pecah dihujani serapah
aku tak bisa membawa bukti kepadaMu
karena kitab suci pancasila, undang undang dan kawan-kawannya
sedang ikut demonstrasi melawanMu

2020

Daeng Karra, perempuan kelahiran Kendari, 9 Juni 1982. Lulusan Akademi Pelayaran yang hobi ngopi, berpetualang dan baca buku. Seorang ibu dengan tiga anak yang memimpikan suatu saat memiliki sebuah perpustakaan pribadi, dan menjadi penyair.

Artikel ini telah dibaca 126 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Puisi Salman Alade

20 October 2025 - 00:31 WIB

Billy Apple, Portrait of The Artist in Drip Dry Suit, 1962 via WikiArt.org

Puisi Rio Fitra SY

27 September 2025 - 19:10 WIB

Edvard Munch, The Lonely Ones, 1935

Puisi Riska Widiana

24 August 2025 - 05:53 WIB

WikiArt.org

Puisi Bulan Maharani

10 August 2025 - 14:30 WIB

WikiArt.org

Puisi Maulidan Rahman Siregar

2 August 2025 - 02:33 WIB

WikiArt.org

Puisi IRZI

20 July 2025 - 21:08 WIB

WikiArt.org
Trending di Puisi