Ada pertanyaan? Kontak kita
No Result
View All Result
Newsletter
Janang
  • Home
  • Cerpen
  • Puisi
  • Budaya
  • Buku
  • Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Kriteria Tulisan
  • Program
  • Kontak Kami
  • Home
  • Cerpen
  • Puisi
  • Budaya
  • Buku
  • Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Kriteria Tulisan
  • Program
  • Kontak Kami
No Result
View All Result
Janang
Home Esai

Penyuntingan: Pekerjaan Sulit yang Sering Disepelekan

Akhmad Idris by Akhmad Idris
31/01/2023
in Esai
0
Penyuntingan: Pekerjaan Sulit yang Sering Disepelekan
Share on FacebookShare on Twitter

Dalam cerita jungkir balik penerbitan sebuah buku, agaknya yang selalu mendapat sorotan adalah penulis. Sisanya dianggap sebagai pelengkap, tak seberapa penting, hanya sebagai ‘peramai’ halaman depan agar tak terkesan sepi. Padahal sesuatu yang liyan⸻selain penulis⸻itu juga memiliki peranan penting dalam membawa sebuah karya ke tahap siap cetak.  The others itu adalah penyunting, sosok yang bertugas di belakang layar untuk membantu seorang penulis menemukan ‘kekuatan’ terbaiknya. Masih banyak yang menganggap bahwa sosok penyunting hanyalah tokoh figuran yang tak terlalu berperan penting dalam sebuah ‘pertunjukan’ penerbitan buku, padahal keberadaan tokoh figuran lah yang membuat eksistensi tokoh utama terkonstruksi dengan jelas. Tokoh figuran seolah menjelma lilin untuk seorang pangeran yang sedang menghadapi gelap dan pekatnya jalanan hutan, untuk membawa pangeran segera sampai ke kerajaan.

Arif Fitra Kurniawan dalam Jalan Tengah: Catatan Penyuntingan dengan gamblang menyebut bahwa keengganan menceritakan proses penyuntingan bisa saja disebabkan oleh kekhawatiran-kekhawatiran tak jantan seperti takut tak ada hal yang menarik untuk diceritakan selama proses penyuntingan, khawatir akan menurunkan nilai penjualan ketika rahasia di balik layar diketahui oleh para pembaca yang budiman, hingga takut menjatuhkan ketenaran penulis karena anggapan sebagai karya yang tak murni⸻dibantu oleh orang lain (halaman 3). Agaknya hal yang perlu ditepis dari pandangan seseorang pada proses penyuntingan adalah menganggap kegiatan menyunting adalah hal yang biasa-biasa saja, tak ada menarik-menariknya. Padahal, banyak hal menarik yang akan ditemui selama proses penyuntingan. Sebut saja seperti proses menyelami makna dari setiap baris kalimat yang disajikan oleh penulis, yang menuntut penyunting untuk menemukan keserasian; keajegan; dan keseimbangan. Saat itulah imajinasi penyunting dan imajinasi penulis seolah saling berhadapan dalam dimensi lain, saling beradu untuk menuju yang lebih padu. Juga kekhawatiran tentang penurunan nilai jual juga perlu dihapuskan, karena hal-hal yang jarang dibicarakan biasanya justru memicu rasa penasaran.

Lewat buku dengan ketipisan 18 halaman ini, Arif Fitra Kurniawan ingin merobohkan stigma negatif tersebut. Arif Fitra Kurniawan ingin menunjukkan kepada pembaca bahwa menyunting sama sulitnya dengan menulis dan penulis tak akan kehilangan muruahnya gegera tulisannya disunting. Jika menulis berarti membutuhkan ide-ide yang segar sekaligus benar dan perlu membaca pelbagai bacaan sebagai referensi, maka menyunting juga berarti membaca dan berpikir lebih banyak dari menulis karena pengoreksi sudah seyogianya lebih menguasai. Jika menyunting berarti menampilkan kemampuan terbaik dalam mengevaluasi, maka kelebihan sebuah tulisan akan semakin tampak sebab proses penyuntingan. Oleh sebab itu, Arif Fitra Kurniawan menyebutnya dengan istilah ‘Jalan Tengah’: setiap penulis perlu menghormati peran penyunting dan setiap penyunting harus memahami keinginan penulis (halaman 1).

Kendala utama dalam proses penyuntingan menurut Arif Fitra Kurniawan adalah ketika suara lantang pengarang ingin bernyanyi secara terang-terangan, sedangkan bisikan lembut penyunting menghendaki berlari dalam sunyi. Hal semacam inilah yang lazim disebut ego, baik ego pengarang maupun ego penyunting. Sebuah persoalan pelik yang terjadi saat dua kepala beradu, tak ada yang mau menunduk. Arif Fitra Kurniawan menyadari permasalahan pelik ini saat menyunting kumpulan cerpen Striptis di Jendela karya Saroni Asikin. Pernah suatu waktu antara Arif dan Saroni terjadi perbedaan pendapat saat Arif memutuskan menambahkan sebuah kata pada dialog tokoh pada salah satu cerpen Saroni (halaman 14). Ada ketaksetujuan dari Saroni ihwal penambahan kata tersebut, padahal Arif juga memiliki argumen yang kuat tentang debu pembeda tipis yang berhasil dilihat penyunting dan tak disadari oleh pengarang. Namun argumen itu sengaja oleh Arif tak disampaikan pada Saroni. Arif memilih mengendapkannya berminggu-minggu, hingga akhirnya ia memahami bahwa hal seperti itu lebih baik disampaikan dalam perjumpaan, bukan dalam pengiriman pesan.

Dalam proses pengendapan itu juga, Arif menyadari tentang batasan-batasan dalam penyuntingan. Terkadang beberapa hal perlu mengendap cukup lama seolah tak berguna untuk mendapatkan panggung termanisnya. Satu hal yang pasti: dalam dimensi apapun, ego adalah satu di antara hal yang tidak boleh lepas kendali.

Akhmad Idris

Akhmad Idris

Akhmad Idris. Karya solonya yang telah diterbitkan adalah buku kumpulan esai dengan judul Wasiat Nabi Khidir untuk Rakyat Indonesia (2020). Aktif menulis esai dan cerpen. Beberapa cerpen juga pernah dimuat di beberapa media cetak seperti Harian Rakyat Sultra, Solo Pos, Bangka Pos, Sinar Indonesia Baru, Radar Mojokerto, Majalah Pewara Dinamuka,

Search

No Result
View All Result

Janang

Janang

Janang

Seksi & Berisi

Hello & welcome to my blog! My name is Mocha Rose and I'm a 20-year-old independent blogger with a passion for sharing about fashion and lifestyle.

Instagram

  • Puisi Dermaga Sepi, Istra Yulanda dan Sajak lainnya karya Moehammad Abdoe

Sucy Cahaya Ningtyas, lihatlah
betapa bulan Maret ini sungguh mawar
ia merekah dari tangkainya yang berduri
namun kau hanyalah penyedapnya
  • Cerpen Dua Cerita Manusia oleh Karisma Fahmi Y.

“Jangan kenalkan aku dengan lelaki kaya, Kev,” katanya setengah meminta.

Kevin terhenyak dengan kalimat yang baru saja didengarnya. Lama Kevin menatap mata Ranti.

“Aku tak mengerti maksudmu!”

Jam berdetak mendekati waktu makan siang. Mall mulai ramai. Ranti menelan ludahnya pahit. Memang susah rasanya menjelaskan segalanya. Namun ia tak menyalahkan pertanyaan Kevin.
  • Esai minggu karya Bandung Mawardi
  • Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya sastrawan dan seniman—Remy Sylado . 

#Janang
  • Bagaimana
cara kontribusi
di Janang?

Jawabannya di halaman dua.

#janang
  • Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai.
  • Aku tidak pernah menyangka akan pindah kemari. Tempat di mana mayoritas orang-orang di sini adalah etnis Tionghoa. Kudengar, setiap akan mendekati Tahun Baru Imlek, hampir semua para warga di Gang Warung ini menjadi penjaja aneka makanan. Sebelum kepindahanku kemari, bapak sempat berpesan agar jangan terlalu dekat dengan Meimei. Entah apa sebabnya. Aku hanya mendengarkan sambil lalu, sebab sebenarnya aku tidak suka jika harus hidup nomaden seperti ini.

…

Baca di web janang.id

Selamat membaca cerpen @reniasihwidiyastuti Reni Asih Widiyastuti tamu Jananng

#cerpen #sastra #janang
  • ...

matahari masih menjadi tanda yang tak ingkar
bagi kaki bayang-bayang di pematang jalan
jalan yang berliku dan kadang menanjak
memecah teka-teki arah di senyap kedua mata
o, seketika di sana—sanggul kabut putih jelita
menerjemahkan suara hati para peladang
sebelum burung sampai di sarang

...

Sudahkah kau baca sajak-sajak @waritsrovi88 yang terhimpun dalam sajak Ziarah Tanah Juruan yang terbit di Janang. Silahkan kau susuri setiap sajak itu. Kita hidangkan sajak itu untuk dirimu.

Baca di web janang.id

#puisi #sajak #sastra #sastraminggu

Facebook

@janang.id

  • Puisi Dermaga Sepi, Istra Yulanda dan Sajak lainnya karya Moehammad Abdoe

Sucy Cahaya Ningtyas, lihatlah
betapa bulan Maret ini sungguh mawar
ia merekah dari tangkainya yang berduri
namun kau hanyalah penyedapnya
  • Cerpen Dua Cerita Manusia oleh Karisma Fahmi Y.

“Jangan kenalkan aku dengan lelaki kaya, Kev,” katanya setengah meminta.

Kevin terhenyak dengan kalimat yang baru saja didengarnya. Lama Kevin menatap mata Ranti.

“Aku tak mengerti maksudmu!”

Jam berdetak mendekati waktu makan siang. Mall mulai ramai. Ranti menelan ludahnya pahit. Memang susah rasanya menjelaskan segalanya. Namun ia tak menyalahkan pertanyaan Kevin.
  • Esai minggu karya Bandung Mawardi
  • Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya sastrawan dan seniman—Remy Sylado . 

#Janang
  • Bagaimana
cara kontribusi
di Janang?

Jawabannya di halaman dua.

#janang

Janang. Seksi & Berisi. Janang hadir sebagai media alternatif. Janang menerbitkan karya sastra dan esais terbaik dari para penulis.

Categories

  • Budaya
  • Buku
  • Cerpen
  • Esai
  • Musik
  • Puisi

Tags

bandung mawardi cerpen esai imam budiman novel puisi sajak Sastra

© 2023 Janang

No Result
View All Result
  • Home
  • Cerpen
  • Puisi
  • Budaya
  • Buku
  • Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Kriteria Tulisan
  • Program
  • Kontak Kami

© 2023 Janang