Di Mana Bapak?
Ketika kubertanya pada Ibu,
“Kemana Bapak?”;”Dimana Bapak ?”
tiada jawab dari darinya,
dia beringsut pergi dariku
Lantas kubertanya pada dia yang keriput putih,
“Kapan Bapak pulang Nek ?”
hanya tangannya yang mampir di rambutku,
lalu beranjak menyusul Ibu
Bisu jadi tabiat orang-orang di sini,
kubertanya ingin tahu jawabnya,
tapi masih tak ada,
mereka membiarkanku puas merana
Masih Tanya tentang Bapak
Lagi kalinya ‘kan bertanya pada siapa?
pada caring bagaskara?
ataukah sinar arutala?
Kumasih usaha,
membeli karcis misalnya,
barangkali ‘tuk temu dengan bapak
perlu menukar uang
Namun sejak tadi,
aku tak dipanggil-panggil,
ternyata nomor karcis itu tak ada di sini,
kumasih mencari ke sana kemari
Kertas kecil itu terbang,
ku kejar hingga ku baca nama pada nisan,
Bapak t’lah berpulang
Biarkan Aku
Biarkan
Biarkan aku menjadi,
orang terasing yang pernah mengisi,
kursi senja sore itu
Lepaskan,
semua aksara yang mengikat amat kuat
Putuskan,
segala-galanya yang pernah kau bilang hebat
Jangan lagi,
cari aku, dimanapun kau pijakkan kaki
Berhentilah,
untuk terus memandangku dari semua arah
Anak Kecil Itu
Mata nan mungil saling berbisik,
dari balik jendela kayu itu ia menelisik
derainya berlinang pekat,
bersamaan dengan darah merah terjerat
Anak dari jauh terlihat nanar,
senyum tipisnya saja terlihat hambar
matanya ingin bercerita
namun, suaranya terdengar amat aksa
Aku yang ada disini,
menantinya dalam harap yang tinggi
hingga aku pun merutuki,
ketika dia menghilang dari bumi
Anak kecil itu, sungguh malang
hingga senyum manis akhir, terkembang
Sindi Putri Oktafiana, seseorang yang suka menulis puisi dan cerpen. Karya cerpen terbarunya bersama dengan 20 penulis lain termuat dalam antologi cerpen berjudul ENIGMA (2025)







