
WikiArt.org
Puasamu untukku, “kata Allah. Allah mewajibkan puasa Ramadan bagi umatnya untuk menguji seberapa kuat hamba-Nya dalam beribadah. Ibadah puasa berbeda dari ibadah lain, di mana hanya orang yang bersangkutan dan Allah lah yang tahu apakah seseorang itu sedang berpuasa atau tidak. Di sini peranan keimanan kita diuji. Ketika tidak ada seorang pun di rumah, kita tentu saja bisa menyantap makanan dan minuman yang ada lalu berpura-pura lapar dan haus ketika keluar rumah. Siapa pun tak akan bisa menilai. Makanya, nilai dari puasa itu amatlah tinggi, yaitu memperoleh ketaqwaan.
Selain itu, terdapat banyak sekali nilai-nilai kebaikan dalam ibadah puasa. Puasa bisa menahan seseorang dari berbuat sia-sia, menahan seseorang dari perbuatan tak menyenangkan (menahan omongan), menahan seseorang dari rentetan penyakit (karena menahan asupan), dan yang paling penting, puasa bisa menimbulkan sikap tawadhu, berserah diri pada Allah.
Puasa juga punya nilai sosial, yang membuat si kaya pada akhirnya menahan hasrat makan di siang hari seperti si miskin yang tak sanggup memenuhi kebutuhan hariannya. Tak jarang, puasa juga menghadirkan empati.
Minimal, puasa dapat kita jadikan tameng untuk terhindar dari perbuatan-perbuatan buruk, misalnya ketika ada seseorang yang sedang membicarakan keburukan orang lain kepada kita, lalu kita jawab; “Maaf, saya sedang berpuasa.”
Atau, ketika ada yang mengajak berkelahi, “Maaf, saya sedang berpuasa.” Atau hal-hal lain. Banyak juga orang-orang yang menghindari aplikasi x dan mengurangi kebiasaan mereka menonton tiktok, karena sedang berpuasa. Harapannya, agar tidak melihat yang tidak-tidak di platform-platform yang barusan disebutkan.
Kecuali kepada orang yang menertibkan warung-warung makan di siang hari, saya doakan puasa kita tahun ini diterima Allah, dan kita semua kuat dalam menjalani puasa tahun ini.
Dan, semoga ibadah puasa kita tahun ini juga dibarengkan dengan perbuatan-perbuatan baik kita yang lain. Ingat kata Allah dalam Qs. Ar Rahman: 60, dan mari kita ukir kebaikan-kebaikan itu dari hari ini, besok, dan selamanya.
Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan 1446 H. Panjang umur hal-hal baik. Terima kasih. (*)
Maulidan Rahman Siregar, penyair. Tinggal di Padang Pariaman, Sumatera Barat.