Menu

Mode Gelap
Api Prometheus I Cerpen – Aldi Rijansah Puisi Ngadi Nugroho Asmara yang Tidak Diakali Waktu Puisi Maulidan Rahman Siregar Puisi Ilham Wahyudi

Opini · 2 Mar 2025 02:07 WIB ·

Sabar


 The Destruction of Pompei and Herculaneum 1822, restored 2011 John Martin 1789-1854 Purchased 1869 http://www.tate.org.uk/art/work/N00793 Perbesar

The Destruction of Pompei and Herculaneum 1822, restored 2011 John Martin 1789-1854 Purchased 1869 http://www.tate.org.uk/art/work/N00793

The Destruction of Pompei and Herculaneum 1822, restored 2011 John Martin 1789-1854 Purchased 1869

Sabar. Sesuatu yang bisa dilakukan siapa saja, namun sulit dilakukan. Peluang untuk sabar akan selalu ada, namun tawaran lain juga bakal menggoda. Seseorang yang terlalu lama di ruang ATM misal, atau antrian menyebalkan di pom bensin yang kelewat panjang. Menghadapi ini, banyak yang kemudian pilih pertamax, dan gigit jari kemudian karena kasus belakangan yang sedang terjadi.

Sabar kadang memang sangat diperlukan. Bapakmu baru meninggal misal, dan akan selalu ada yang bilang kalau, lebih baik bapak meninggal ketimbang terus mengidap sakit. Seorang kawan tongkrongan tak jarang memberimu kata-kata hari ini saat beberapa menit sebelumnya kau baru saja putus cinta. Anak-anak yang rewel di ruang inap rumah sakit juga tak kalah menjengkelkan, di mana ketika itu kau sangat butuh ketenangan.

Negara gelap, presiden yang hanya bisa menari, wakil presiden yang akun instagramnya mirip akun meme shitposting, menteri-menteri dengan kebijakan minim riset, pejabat korupsi, aparat yang diktator, ya mau bagaimana? Salah sendiri, presidennya kau yang pilih.

Jika kau bukan termasuk pemilih presiden, ya apalagi yang kau lakukan selain sabar? Orang yang memilihnya saja masih kecewa, apalagi kau yang sama sekali tak peduli dengan janji politiknya dulu. Bagi mereka, kau bukan pasar, bukan aset mereka, dan tentu saja, kau dianggap tidak pernah ada. Di sini, sabar sungguh sangat diperlukan.

Dulu oke gas, sekarang mana gas? “kata Rispo dalam salah satu opening Stand Up Comedy XI. Sabar.

Sebagai warga negara yang kau tajamkan hanya sabar, kau bukan siapa-siapa. Kau itu apa? Satu nyawa belaka. Kan sudah tak terhitung pula nyawa yang melayang gara-gara sawit, tambang, dan kepentingan oligarki. Mau mati sia-sia? Mau selamanya melawan? Sabar.

Ya, harus memperbanyak sabar. Firman Allah swt bahkan mengatakan kalau setelah sabar, harus ada salat yang kau lakukan agar kian purna ketenanganmu. Sabar masih susah, salah juga tidak, lalu kau berharap hidupmu indah dan benderang?

Negara gawat dan gelap ini tak ada di tanganmu. Jika ingin melawan dan harus melawan, lawan sebisanya. Tidak semua juga harus kau urus. Serahkan segalanya pada ahlinya, dan tajamkan sabar.(*)

Artikel ini telah dibaca 19 kali

Baca Lainnya

Buruknya Rasisme

2 March 2025 - 02:16 WIB

WikiArt.org

MAHASISWA IDEALIS: MAHASISWA YANG MENULIS

3 November 2024 - 21:16 WIB

Conroy Maddoc, Anarchic Energy, via WikiArt.org

Beberapa Kesalahan Penulis dalam Mengirim Naskah ke Media

24 September 2024 - 01:12 WIB

WikiArt.org

Murid dan Kamus

21 September 2024 - 00:06 WIB

WikiArt.org

Demokrasi Tinggal Dekorasi, Rumah Tangga Politik RI Dijajah Hipokrisi

13 September 2024 - 22:30 WIB

City View by Van Gogh via Wikiart.org
Trending di Budaya