Musisi-cum-produser indie pop asal Jakarta, Takaotubo, baru saja merilis album penuh baru per tanggal 25 Desember 2024 yang diberi judul No More Christmas. Album ini sekaligus merupakan album penuh keenam dalam perjalanan diskografi Takaotubo yang dimulai sejak debut endless, possibilities. yang berisi trek-trek instrumental gubahannya dirilis pada tahun pertama pandemi COVID, 2020.
Dibuka dengan petikan gitar dan raungan berbalut auto-tune pada trek intro “Merry Christmas”, suasana awal album ini justru terasa lebih dekat dengan kemuraman alt-rock album keempat yakni The derivation of everything (2021) alih-alih mempertahankan lanskap musik yang cenderung cerah merona pada album kelima, collage of friends. (2023), meski No More Christmas memuat beberapa rekoleksi musik yang dikerjakan ulang dari sesi album collage of friends.
Pada detik-detik awal No More Christmas, Takaotubo mengawali narasi album ini dengan trek pertama “Merry Christmas”, sebuah cuplikan tentang percobaan sang karakter dalam menenggelamkan diri ke luruh substansi untuk membungkam rasa pedih: “Begging booze to bury the pain/Merry christmas from me” hingga ia merasa terbebas—“i’m nally free”—dari bebannya; kalimat yang juga dapat dengan mudah ditafsir sebagai percobaan bunuh diri.
Trek-trek selanjutnya merupakan kelanjutan dialog dan konik internal antara ego, kenyataan dan harapan sang karakter setelah percobaan tersebut: ia mempertanyakan alasan kejatuhan hidup kepada seseorang yang tak ia namai, lengkap dengan kesiapan penuh akan kenihilan dari jawaban tersebut (“who needs a life that built on lies/i wonder how it all fell apart/but it won’t make things right/i know it won’t make things right”) pada trek kedua “The Spells That Drew Lines”, menyebutkan kehilangan sosok berharga di hidup sebagai salah satu pemicu seluruh kegilaan yang terjadi (“since you left and went away/i’m spiraling into madness”) pada lagu ketiga “Echoes of You”, curhatan terhadap beratnya beban tanggung jawab kehidupan dewasa pada lirik jepang “A Reason of Being”, hingga protes terhadap tuhan akan penderitaan selama di dunia yang kontras dengan judul trek kelima, “Hallelujah” yang merupakan fase purgatory sang karakter; purgatory tertutup oleh konsekuensi dari protes tersebut dan menggagalkan perjalanan jiwa-bunuh-dirinya, sebelum kemudian dirinya terkirim balik ke dunia ditandai dengan pertanyaan “oh you’re still here?” pada trek “Sometimes I Think About Dying”
Sementara itu, melalui trek terakhir “Stick a Needle in My Eye”, Takaotubo melakukan sentuhan terakhirnya yang puitik terhadap karakter: ia terbangun dari percobaan bunuh dirinya di tengah jalanan bising— masih hidup, masih di dunia, dan masih memikul beban di pundaknya; beban yang entah kapan akan terangkat. Seluruhnya sia-sia. Lirik-lirik Takaotubo selalu bercerita tentang sisi kelam hidup, namun No More Christmas adalah pertama kalinya dalam diskografi Takaotubo dimana kisah tersebut termanifestasi dalam sebuah storytelling linear, lengkap dengan ending dan simpulan yang realistis nan manusiawi alih-alih berusaha memuaskan para pendengar umum yang mungkin akan berharap sebuah resolusi baik nan santun ala nasib pahlawan seri kartun terhadap sang karakter.
Secara musikal, album ini kembali mengolah komponen-komponen—baik yang familiar maupun yang segar—yang telah hadir dalam musik Takaotubo sebelumnya seperti petikan gitar akustik, autotune croon, komposisi alternative emo hingga jersey drum breaks. Namun, pada No More Christmas, komponen-komponen tersebut dipanggil kembali ke dalam konteks yang menguatkan: autotune yang memberi kesan ‘breezy’ ala musim dingin natal, gitar akustik yang merupakan instrumen paling praktis yang dapat berada dalam scene bunuh diri, aransemen gitar rock dan alternatif yang menyuntik tensi dan warna terhadap cerita hingga dentum jersey drumbreaks yang bertujuan mengemulasi riuh jalanan. Tak ketinggalan, ia kembali memilih duo kolaborator setianya sejak debut yakni penyanyi-penulis lagu Matisuri dan gitaris Farrel Arin; seolah hanya mereka berdua yang Takaotubo telah kenal sedemikian rupa yang kemudian percayai untuk menghandle album-pecah-belah bermuatan cerita-cerita paling personal dan gelap ini. Selain dua nama lama tersebut, album ini juga dibantu Tamara pada lirik di trek “A Reason of Being” dan D.B. Wirayoga pada backing vocal di “Stick a Needle in My Eye”.
Mulai dari rekaman hingga proses mixing-mastering, Takaotubo mengerjakan seluruh rangkaian prosesnya di kamar seorang diri, dengan sesi yang berlangsung kurang lebih satu bulan penuh. Sementara itu, visual album yang menggunakan style glitchy ala game Silent Hill dikerjakan oleh Adolf Bernardinus dan Ikhsan Amirul Akmal. Per tanggal 25 Desember 2024 ini, No More Christmas oleh Takaotubo telah dapat dinikmati di streaming service pilihan pendengar masing-masing.(*)