Selamat Pagi, Tuan Presiden
Kita telah tiba pada suatu masa
ketika penangkapan adalah hal yang biasa
Orang-orang tak akan terkejut
dan masih asik mengurung diri di balik selimut
Satu orang hilang tak ada arti
Satu orang hilang tak lebih dari
kereta berangkat, kereta menjauh, kereta tertahan
dan satu hari harus menerima keterlambatan;
Berdiri di mesin absen, dan memaki
Hidup adalah soal kesialan demi kesialan
yang sudah ditakdirkan, bahkan sejak belum dilahirkan
Tak lagi persoalkan penjara dengan kerangkeng besi
yang berusaha mencoba menahan ekspresi
Tak bisa marah pada ibu pertiwi
dengan alasan sederhana maupun tidak sederhana
Kini kita telah tiba pada suatu masa
kita harus betul-betul berhati-hati
Tak menyisakan sebutir nasi pun di meja
atau sengaja dan tak sengaja membuangnya ke lantai
Orang-orang yang masih banyak mengenal sengsara
yang diakui dan tak diakui, hanya ingin pertahankan diri
tetapi pergi dan terusir adalah cara terbaik yang diajarkan Adam
setelah menuai buah terlarang
Seharusnya tak boleh ada dendam
tak boleh juga ada yang mengaku pemunya sumur di ladang
Kita telah tiba pada suatu masa
Semua orang ingin mengaku baik-baik saja
Semua orang tak ingin terlihat tidak baik-baik saja
Kepada Para Pembohong
“Dia pasti Pinokio!” Aku termasuk yang tak percaya
dia berkata akan menjadi raja bajak laut, punya
sepasukan pengikut, tetapi tidak bisa berenang.
Dia kerap berlari, berteriak ada serigala datang.
Orang-orang yang panik, menutup pintu-jendela
dari segala kemungkinan buruk, dia malah terkikik
baginya rasa takut orang lain itu sesuatu yang lucu
aku tidak tahu ada hal lucu lain selain kematian
yang dipertontonkan dengan mudah, tak berharga
lalu tak seorang pun menjadi tersangka
Kata-kata lebih kejam dari pedang, kata seseorang
tetapi dia lebih mahir menjadi penembak jitu,
satu peluru, kena, mati, tak ada lagi kesakitan itu
Mereka yang tak acuh, abai pada warta dan berita
kemudian akan menyesali, sia-sia bila tiada
menyisakan secuil pun kepercayaan, harapan
apa pun, aku akan turut serta membangun kapal
yang mengarungi empat lautan besar. juga ke langit
apakah tuhan ada atau tidak ada. apakah semua
kebohongan itu adalah kebohongan sesungguhnya?
Iman
kau akan terus rela menaiki perahu-perahu itu
meski tidak tahu kepada siapa hati menuju
sosok kokoh Tambora yang menghilangkan
orang-orang dalam mencari kesaktian, biarlah
dalam segala kelemahan dirimu, diriku
akan selalu mencintaimu.
Tak Belajar
kini, aku tak lagi belajar apa pun
suara-suara yang memenuhi kepala
pergi mencari suaka lain
beradalah aku dalam sepi,
mencari ampun
Pringadi Abdi Surya, hobinya jalan-jalan. Catatan pribadinya bisa disimak di http://catatanpringadi.com