Menu

Mode Gelap
Api Prometheus I Cerpen – Aldi Rijansah Puisi Ngadi Nugroho Asmara yang Tidak Diakali Waktu Puisi Maulidan Rahman Siregar Puisi Ilham Wahyudi

Esai · 17 Nov 2024 20:56 WIB ·

Optimus: Revolusi AI atau Kiamat Teknologi?


 Wikiart.org Perbesar

Wikiart.org

Bayangkan dunia di mana robot humanoid, dengan wajah yang hampir mirip manusia, berkeliaran di antara kita. Mereka melakukan tugas-tugas sehari-hari, dari menyajikan minuman hingga menjaga anak-anak. Itulah visi yang digambarkan oleh Elon Musk, sang pencetus Tesla, dengan peluncuran robot humanoid Optimus. Sebuah mimpi masa depan yang dibungkus dalam kulit logam dan kecerdasan buatan. Namun, di balik kilauan teknologi canggih itu, tersembunyi mimpi buruk yang dibalut dengan pertanyaan-pertanyaan etis yang menggerogoti jiwa manusia.

Optimus, dengan desainnya yang mendekati manusia, berpotensi memicu fenomena psikologis yang dikenal sebagai “uncanny valley”. Teori ini, dikemukakan oleh ahli robotika Masahiro Mori, menyatakan bahwa manusia merasa tidak nyaman dengan robot yang terlalu mirip manusia, tetapi tidak sepenuhnya manusia. Bayangkan robot dengan wajah yang hampir sempurna, namun dengan gerakan yang sedikit kaku atau mata yang terlalu kosong.  Itulah yang disebut uncanny valley, sebuah jurang pemisah antara rasa kagum dan rasa jijik. Tesla, dengan kecerdasan buatan yang diklaim canggih, mungkin akan berusaha mengatasi uncanny valley dengan desain yang lebih fungsional, menekankan kegunaan daripada kemiripan. Namun, pertanyaan mendalam masih terngiang: bagaimana kita bisa memastikan bahwa robot yang dirancang untuk berinteraksi dengan manusia tidak menimbulkan rasa takut, ketidaknyamanan, atau bahkan rasa jijik? Bisakah kita benar-benar menyingkirkan “uncanny valley” dengan hanya meredupkan cahaya mata robot?

Pertanyaan berikutnya, yang jauh lebih mencekam, adalah bagaimana Tesla akan memastikan bahwa Optimus tidak dapat diprogram untuk melakukan tindakan berbahaya atau melanggar etika.  Robot ini, dengan otonomi yang diklaim tinggi, akan memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri.  Apakah kita siap untuk menyerahkan keputusan-keputusan penting, yang melibatkan keselamatan dan kesejahteraan manusia, kepada mesin?

Sains komputer dan etika AI telah lama bergulat dengan dilema ini.  “Artificial General Intelligence” (AGI), kecerdasan buatan yang menyamai kecerdasan manusia, masih menjadi mimpi yang belum terwujud. Namun, Optimus, dengan kemampuannya yang diklaim “nyaris melakukan semua pekerjaan”,  memperlihatkan bahwa kita semakin mendekati persimpangan jalan yang berbahaya.

Bagaimana kita bisa memastikan bahwa robot Optimus tidak akan diprogram untuk melakukan tindakan yang merugikan manusia?  Bagaimana kita bisa memastikan bahwa algoritma AI yang mengendalikan Optimus tidak dipengaruhi oleh bias data yang dapat menyebabkan diskriminasi atau ketidakadilan? Pertanyaan-pertanyaan ini membawa kita pada masalah privasi dan keamanan data yang terkait dengan robot Optimus.  Robot ini dilengkapi sensor dan kamera canggih, yang akan mengumpulkan data tentang lingkungan dan interaksi manusia.  Pertanyaan yang muncul adalah: bagaimana Tesla akan melindungi privasi pengguna dan memastikan bahwa data yang dikumpulkan oleh Optimus tidak disalahgunakan?

Teori privasi data, seperti GDPR (General Data Protection Regulation) dan CCPA (California Consumer Privacy Act),  menekankan pentingnya transparansi, kontrol pengguna, dan keamanan data.  Namun, bagaimana kita bisa memastikan bahwa robot Optimus, dengan kemampuannya yang canggih, tidak akan melanggar privasi kita?

Bayangkan sebuah robot yang dapat merekam percakapan kita, memantau aktivitas kita, dan bahkan mengakses data pribadi kita.  Skenario ini mungkin terdengar seperti mimpi buruk, tetapi dengan perkembangan teknologi yang pesat, mimpi buruk itu semakin dekat dengan kenyataan.

Tantangan berikutnya adalah memastikan bahwa Optimus dapat diandalkan dan aman dalam melakukan tugas-tugas yang kompleks dan berbahaya, seperti menjaga anak atau memotong rumput. Robot ini diklaim dapat melakukan berbagai tugas, termasuk tugas-tugas yang membutuhkan kehati-hatian dan keahlian.  Bagaimana kita bisa memastikan bahwa Optimus tidak akan membuat kesalahan fatal yang dapat membahayakan manusia? Sains robotika dan kecerdasan buatan telah membuat kemajuan luar biasa dalam hal keandalan dan keamanan robot.  Namun, robot yang diprogram untuk berinteraksi dengan manusia dalam berbagai situasi kompleks masih menghadapi banyak tantangan.

Bagaimana kita bisa memastikan bahwa Optimus tidak akan salah memahami instruksi, tidak akan mengalami malfungsi, atau tidak akan terpengaruh oleh gangguan eksternal?  Bagaimana kita bisa memastikan bahwa robot ini tidak akan menjadi ancaman bagi keselamatan manusia, terutama di lingkungan yang tidak terduga?

Tantangan lainnya adalah integrasi Optimus dengan sistem teknologi yang ada di rumah dan lingkungan kerja.  Robot ini harus dapat berinteraksi dengan berbagai sistem teknologi, seperti sistem keamanan, jaringan internet, dan perangkat pintar lainnya.  Bagaimana Tesla akan mengatasi tantangan interoperabilitas dan kompatibilitas teknologi?

Teknologi internet of things (IoT) dan jaringan komunikasi nirkabel telah mempermudah integrasi perangkat dan sistem.  Namun, integrasi robot humanoid seperti Optimus  memerlukan tingkat kompleksitas yang lebih tinggi. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa Optimus dapat berkomunikasi dengan berbagai sistem teknologi secara aman dan efisien?  Bagaimana kita bisa memastikan bahwa robot ini tidak akan menjadi pintu masuk bagi peretas atau ancaman keamanan siber? Pertanyaan terakhir, dan mungkin yang paling menantang, adalah bagaimana Tesla akan mengatasi masalah “bias” dalam algoritma AI yang digunakan oleh Optimus.  Algoritma AI dapat dipengaruhi oleh bias data yang digunakan untuk melatihnya. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa Optimus tidak menunjukkan bias yang merugikan kelompok manusia tertentu?  Bagaimana kita bisa memastikan bahwa robot ini tidak akan memperkuat ketidakadilan sosial atau diskriminasi? Sains komputer dan etika AI telah lama bergulat dengan masalah bias dalam algoritma AI.  Teknik pengurangan bias, seperti debiasing atau fair machine learning, telah dikembangkan, tetapi masih banyak tantangan yang harus diatasi. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa Optimus tidak akan memperkuat bias yang ada dalam masyarakat, seperti bias gender, ras, atau kelas sosial?  Bagaimana kita bisa memastikan bahwa robot ini akan menjadi alat untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan setara? Optimus, dengan semua kecanggihannya,  menawarkan janji dan ancaman yang sama besarnya.  Ia adalah cerminan kemajuan teknologi yang luar biasa, tetapi juga mengingatkan kita tentang tanggung jawab etis yang harus kita pikul dalam mengembangkan dan menerapkan teknologi.

Pertanyaan-pertanyaan yang terbentang di hadapan kita bukan hanya pertanyaan teknis, tetapi juga pertanyaan filosofis dan etis.  Apakah kita siap untuk menyerahkan sebagian kendali atas kehidupan kita kepada robot?  Apakah kita siap untuk hidup berdampingan dengan mesin yang hampir mirip manusia, tetapi tidak sepenuhnya manusia?

Optimus, dengan semua kecanggihannya,  menantang kita untuk merenungkan kembali makna keberadaan kita sebagai manusia.  Apakah kita akan menjadi tuan bagi robot, atau apakah kita akan menjadi budak dari ciptaan kita sendiri? Mungkin, di balik kulit logam dan kecerdasan buatan itu, tersembunyi mimpi buruk yang dibalut dengan pertanyaan-pertanyaan etis yang belum terjawab.  Pertanyaan-pertanyaan yang akan terus menghantui kita,  selama kita terus mengejar kemajuan teknologi tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.(*)

Kilian Surya, asal Sukabumi, Jawa Barat, memiliki kecendrungan estetis yang kuat terhadap puisi dan esai, Ia pernah menimba ilmu di Jurusan Filsafat Agama, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Artikel ini telah dibaca 54 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Sendirian ke Festival

24 November 2024 - 15:25 WIB

The Venyamin membawakan "From Behind the Iron Bars"

Beberapa Kesalahan Penulis dalam Mengirim Naskah ke Media

24 September 2024 - 01:12 WIB

WikiArt.org

Forgot Password Hindia dan Representasi Gen Z

13 September 2024 - 22:42 WIB

Sumber Foto: Kapanlagi(dot)com

Pembaca: Keluarga dan Negara

8 September 2024 - 05:33 WIB

Portrait of Frida's Family, Frida Kahlo via wikiart

KONFIGURASI PERSONAL DAN INTERPERSONAL DALAM KUMPULAN CERITA DAMAHUM

13 April 2023 - 23:42 WIB

80 Tahun Marga T Novel: Pindah dan Berubah

5 February 2023 - 11:41 WIB

Trending di Esai