Guru/tenaga pendidik dari Payakumbuh, Bonjol, Padangpariman serta berbagai daerah lain ikut meramaikan Lomba Baca Puisi antar Guru se-Sumatera Barat di Komunitas Seni Intro, Payakumbuh pada Minggu, 10 November 2024. Lomba ini diadakan sebagai wujud apresiasi atas lahirnya buku terbaru Kuyut, “dengung tanah goyah” terbitan Jual Buku Sastra.
Perlombaan dilakukan pada pukul 08.00 wib dan pengumuman pemenang dilaksanakan pada pukul 16.00 wib di hari yang sama. Juri pada kegiatan ini Adri Sandra (penyair), Afrizal Harun (akademisi), dan Della Nasution (Sutradara) yang memberikan penilaian pada tiga pokok penting, yakni interpretasi, vokal, serta teknik baca/penampilan.
Dallu Awartha, selaku pembawa acara cair dalam pembawaan, hingga perlombaan berlangsung santai, tidak tegang, dan menyenangkan.
Di bawah pepohonan rindang dan cuaca sejuk, acara digelar meriah dan terlaksana tanpa hambatan. Beberapa saat jelang pengumuman lomba, Iyut Fitra serta seluruh juri dan peserta lomba baca ikut terlibat dalam diskusi dadakan seputar teknis lomba, kriteria pemenang, alasan menang dan kalah, serta diskusi kesusastraan secara umum. Diskusi ringan ini cukup mendapat tanggapan dari beberapa guru yang langsung melempar pertanyaan. Kuyut bilang, “inti dari kegiatan ini, adalah diskusi ini, perlombaan barusan hanya euforia, pertemuan dan kebersmaan ini yang lebih penting.”
Iyut Fitra menyebut, “Jika ingin mendalami sastra, tidak cukup hanya dengan memiliki “dengung tanah goyah” saja, perlu buku lain yang harus bapak/ibu baca demi menambah kecintaan pada sastra. Sebelumnya, memang buku kumpulan puisi Iyut Fitra ini dijadikan sebagai salah satu syarat dalam perlobaan.
Lebih lanjut, Adri Sandra menyampaikan dalam sesi diskusi, “Guru harus menjadi pusat dalam setiap pembelajaran, agar siswa selalu mengarah kepadanya, hingga ke depannya diharapkan, tidak perlu lagi sastrawan untuk hadir ke sekolah memberikan pengarahan, cukup guru.”
Maksudnya, agar purna pemahaman pada siswa, guru harus senantiasa mengasah kemampuannya, hingga, guru-guru menjadi orang pertama yang bisa mengarahkan siswa, guna menikmati keindahan sastra.
Della Nasution dan Afrizal Harun ikut pula memberikan segelintir yang mereka punya, sementara Okta Piliang masih saja sibuk dengan gawai yang ia punya, mengabadikan momen lomba ini.
Terpilih lima orang pemenang, dan kelimanya saya lupa namanya. Senang ikut terlibat, banyak hal yang bisa saya pulang.(*)