Menu

Mode Gelap
Api Prometheus I Cerpen – Aldi Rijansah Puisi Ngadi Nugroho Asmara yang Tidak Diakali Waktu Puisi Maulidan Rahman Siregar Puisi Ilham Wahyudi

Cernak · 13 Nov 2024 20:41 WIB ·

Adi dan Panggilan Salat


 Vector illustration of Cartoon Muslim boy prayer bow down on the rug Perbesar

Vector illustration of Cartoon Muslim boy prayer bow down on the rug

Siang itu, Adi pergi ke angkringan Mas Pri di seberang jalan depan rumahnya. Ia ingin membelikan gorengan dan kopi panas untuk sang ayah.
Mas Pri, penjual angkringannya malah bersiap hendak pergi.
“Mau kemana, Mas?” tanya Adi.
“Kan sudah Adzan, ya mau Shalat Dhuhur dulu di Mushola.” jawab Mas Pri. Adi lamat-lamat mendengar suara Adzan berkumandang..
“Sudah Shalat Dhuhur belum?” tanya Mas Pri. Adi menggeleng pelan.
“Shalat itu harus disegerakan, jangan ditunda-tunda.” kata Mas Pri.
“Iya, Mas. Nanti Adi Shalatnya habis belikan gorengan dan kopi panas buat Ayah.” sahut Adi.
“Enggak mau sekalian ikut Mas Shalat di Mushola.” ujar Mas Pri.
“Adi nunggu di angkringan saja, Mas.” kata Adi. Mas Pri pun menghela nafas panjang lalu pergi ke Mushola tak jauh dari situ.

Di saat menunggu, datang seorang pembeli. Celingukan mencari Mas Pri, sang penjual, minta dibuatkan kopi. Adi lantas memberitahu kalau Mas Pri sedang shalat. Pembeli itu pun berjanji akan kembali lagi nanti.

Tak lama kemudian, Mas Pri akhirnya datang.

“Tadi ada pembeli tapi enggak jadi beli, Mas.” Adi memberitahu Mas Pri.
“Tak apa-apa.”
“Kok tak apa-apa, Mas.”
“Kan rezeki sudah ada yang atur, tak usah khawatir.” Senyuman tersungging dari bibir Mas Pri. Adi mengangguk. Lalu segera memesan minuman.
“Kopi satu, Mas. Diplastik, buat Ayah. Gorengannya lima, juga diplastik.” pesan Adi. Dengan cekatan, Mas Pri memenuhi pesanan Adi. Dalam beberapa menit, pesanan Adi sudah siap. Dan Adi segera membayarnya.

Sebelum beranjak pergi dari Angkringan Mas Pri, Adi bertanya sesuatu, “Ketika Mas Pri tinggal untuk Shalat, apa enggak takut jajanan di angkringan ada yang curi?” Dengan tegas, Mas Pri mendengarnya, “Kan ada Tuhan yang menjaganya, kenapa harus takut?” Adi mengangguk pelan mendengar jawabannya. Lalu berjalan pulang ke rumah sambil membawa pesanannya.

Adi kagum dan takjub melihat sikap Mas Pri, penjual angkringan depan rumahnya yang selalu menyegerakan shalat begitu tiba waktunya. Adi jadi malu sendiri, shalatnya sering tak tepat waktu dan belum semua ditunaikan alias masih bolong-bolong.

“Mulai sekarang aku akan rajin Shalat.” janji Adi dalam hati.
Yogyakarta, 17 Januari 2020

Artikel ini telah dibaca 21 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mukena Pemberian Ibu

24 November 2024 - 01:34 WIB

Ilustrasi: Rahmat Hidayat

Andai Probolinggo Jadi Ibukota

17 November 2024 - 21:19 WIB

Jangan Malas Olahraga

3 November 2024 - 22:34 WIB

Kazemir Malevich, Sportsmen, via WikiArt.org

Sandal Kia Hilang

3 November 2024 - 22:18 WIB

Ilustrasi: Rahmat Hidayat
Trending di Cernak