Menu

Mode Gelap
Api Prometheus I Cerpen – Aldi Rijansah Puisi Ngadi Nugroho Asmara yang Tidak Diakali Waktu Puisi Maulidan Rahman Siregar Puisi Ilham Wahyudi

Puisi · 23 Jun 2024 19:33 WIB ·

Puisi Alizar Tanjung


 Puisi Alizar Tanjung Perbesar

 

JANGAN KUNCI PINTU DARI DALAM

aku pergi, sebentar, bertemu teman,
di kedai kopi, di siteba. tidur cepat ya.
jangan tunggu. pintu terali luar sudah
aku kunci. aku sudah melarang
nyamuk masuk. popi, mumu, pupu,
cui, sudah aku minta berdiam diri
dalam rumah. sebagai kucing
mereka mesti patuh kepada tuan.

pintu lapisan kedua biarkan
enggak dikunci. karpet disingkap saja.
biar aku bisa masuk pas pulang.
terkurung di luar itu enggak romantis.
diluar dingin. di dalam, sudah pasti.
hangat. ya.

pakai selimut tebal, tekan tombol on ac,
nyalakan lampu kamar. hidupkan muratal,
usir jin, hantu, setan, godaan nakal
drama korea. jangan lupa gosok gigi,
berwudu, baca ayat kursi, tiga qul,
empat zikir sampai tertidur. ya.

2022

FOTO DALAM LAYAR TELEPON GENGGAM

kau baru saja mengambil foto dari dalam
menuju luar. sepasang air mineral di atas
meja baru saja bertengkar soal siapa
yang paling berhak diminum terlebih dahulu
sepasang kekasih sekolah menengah atas, kasmaran.

“aku dahulu.” aku ingin menghilangkan
dahaga perempuan. menyudahi kesepianku
sendiri dalam botol ini. setelah tersiksa
dalam setiap proses sulingan, penderitaan
ini berakhir di sini. dia bersikukuh menuju
bibir perempuan. sesaat lagi bibir itu
dikecup juga.

“aku yang pertama.” hasrat, api membara
yang membakar dan menghanguskan.
biar aku dinginkan hasrat lelaki di jakun
naik-turun itu. sudah tanggung menderita
dalam kardus kemasan. sekali binasa
aku memberikan makna pada diriku sendiri.

perempuan itu meneteskan air mata.
jemari lelaki itu mengusap air mata.

“maaf.”

2022

AKU HANYA PESAN TELUR BULAT

“hari ini kita mau makan apa?” aku
pandang matamu, matahari di tengah hari,
bulan purnama saat hujan. teralis pintu
sudah berkarat, padahal kita baru dua
tahun pindah ke rumah peninggalan
demang ulando ini.

“cukup satu telur bulat saja.” aku tawarkan
dendeng kesukaanmu. kau sudah menolak
sebelum bibirku membuka. perlahan gigiku
kembali bertaut rapat. air menetes dari
loteng. masih meninggalkan bekas hujan
semalam.

kau menatap mataku. tajam. “nanti aku
benahi.” matamu palung laut dalam,
menyimpan ikan misterius, gelap, tak
bernama. aku tutup terali. aku catat baik-
baik kau hanya butuh telur bulat. utuh.
hanya kita berdua. aku pesan sepasang
telur bulat.

2022

Alizar Tanjung, seorang penulis, pembicara, blogger, youtuber. Founder @linibuku_id

Artikel ini telah dibaca 225 kali

Baca Lainnya

Puisi Pringadi Abdi Surya

1 December 2024 - 06:37 WIB

Ilustrasi: Talia Bara

Puisi Lalu Azmil Azizul Muttaqin

17 November 2024 - 20:46 WIB

Walter Battiss, Bird, Monkey and Woman, via Wikiart.org

Trivia Kampung Sawah, Antologi Puisi IRZI

15 November 2024 - 02:09 WIB

Instagram: penerbitvolodrom

Puisi Yeni Purnama Sari

10 November 2024 - 01:17 WIB

Puisi Arif P. Putra

10 November 2024 - 00:45 WIB

Puisi Imam Budiman

3 November 2024 - 22:05 WIB

M.F. Husain, The Preacher at Mecca, via Wikiart.org
Trending di Puisi