Menerjemahkan Sabtu Pagi
Kepada Philipus Joko Pinurbo
Tuhan meramu kematian
Gak perlu ngerasa spesial
Yang sia-sia adalah yang tertunda
Mending larungkan lara
Gaungkan pelipur asa
Mengulik lebih dalam makna
Arti dalam kehidupan:
Mendoakan Tuhan
Biar betah dalam aku[1]
Yogyakarta 2024
Secangkir Kopi
Kepada Philipus Joko Pinurbo
“Yang tidak menemukan rileks
Adalah dirimu yang lupa
Meminum kopi,” tegasmu sebelum pulang.
Pelan-pelan aku membasuh diri
Mengeja seleramu
Bermimpi ada padanan rasa
Kesalehan berkata-kata
Atau sopan santun berdoa
Yang dikenang semesta
“Apakah hari ini sudah minum kopi?”
Pungkasmu mengingatkan.
Yogyakarta 2024
Epilog Air Dan Puisi
Kepada Philipus Joko Pinurbo
Bunyi air
Adalah anak kehidupan
Yang tak semua mendengar
Rasa yang amat nikmat
Bunyi akhir puisimu
Adalah janji
Yang sportif dalam laku hidup
Searah pulang
Meskipun banyak simpang
Yogyakarta 2024
Jok Pin Di Mata Nelayan
Tuhan tersayang
Nama yang kau panggil
Adalah lautan lepas
Yang gulungan ombaknya
Selalu kami tunggu
Tuhan tersayang
Nama yang kau panggil
Adalah mercusuar
Yang sinarnya
Adalah kiblat
Bagi kami
Tuhan tersayang
Nama yang kau panggil
Adalah ikan-ikan
Yang dicintakan nelayan
Untuk keluarganya
Tuhan tersayang
Mengapa harus kau panggil
Bila nama itu
Adalah jalan pulang
Menuju rumah
Bagi keluarga kami
Yogyakarta 2024
Dari Puisi Untuk Jok Pin
Aku adalah senyawa yang kau zikirkan dalam perjalanan
Hidup semati tak pernah tertinggal
Aku bersaksi tiada lain selain kau Jok Pin
Yang betah dari bebalnya hidupku
Aku mau keluar dari awas mata keibuan
Namun apalah daya kau memang ibu
Hanya kau yang tauladan
Dari kesalehan berkata
“Jangan sampai melupakanku,
Titip salam kepada yang memanggilmu
Aku juga pengen dimiliki.”
Yogyakarta 2024
[1] Penggalan puisi Jok Pin yang berjudul Doa Cinta
F. A Lillah merupakan mahasiswa Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Gemar membaca, menulis dan bersidkusi. Dapat disapa melalui @ f._a_lillah.