Menu

Mode Gelap
Api Prometheus I Cerpen – Aldi Rijansah Puisi Ngadi Nugroho Asmara yang Tidak Diakali Waktu Puisi Maulidan Rahman Siregar Puisi Ilham Wahyudi

Puisi · 16 Feb 2024 01:14 WIB ·

Puisi Ahmad Rizki


 Puisi Ahmad Rizki Perbesar

 

LELAKI DI PADANG PASIR

:buat Mahmoud Darwish

 

mula-mula malaikat terbata-bata

mengeja kata demi kata

yang ringkih digoda waktu

di pangkal peluru, menggigil beku

masihkah keajaiban menghangatkanMu?

 

hari-hari terbayang-bayang revolusi

dari puisi, dari penjara, dari sepotong roti

yang dimasak leluhur tanah ini

mengapa tatapanMu semakin sepi, sangsi?

 

hari ini, darah dan tangisan melukis tubuhnya

di reruntuhan, di angkasa, di meja pemerintah

penuh debu dan bau fosfor berwana merah

ketakutan menjelma zaman, mengakar

di tanah yang tandus

di mana-mana anak-anak menyeka kematian

membakar jiwa dan menggambar altar

berdoa, membaca mantra, tangan dikepal

nyalinya stabil

tirakat kehidupan menyalib awan-awan

dan doa-doa melahirkan makna lain

dari rongga kalimat yang lalim

semua tertuju, terwujud di lautan pasir

 

sekarang

malaikat telah percaya

darah dan kematian itu nyata

pohon-pohon musim gugur

kembali lahir dari rahim

kata manusia yang menari-nari

mencari makna.

 

2023

SAJAK YANG LAIN

: dipengaruhi Mahmoud Darwish

 

masih tersisa dari kata

dalam puisiMu yang kalah

 

suaraMu mewujud di sisi luka

yang mikraj,

 

menggembala

doa-doa

dengan angin musim gugur

yang menggapai kesuburan

fatamorgana,

 

diledek udara

sampai kematian menyeru

manusia untuk pulang,

 

bersamaMu

–berasama puisiMu

 

2023

SEBUTIR PASIR

: Dipengaruhi Mahmoud Darwish

 

barangkali, puisi satu-satunya keadilan

yang berdiri di balik kecamuk panjang

mengukir hati, kematian dalam keanehan

puisi begitu riang suaranya

sebutir pasir kebenaran yang muskil diterka

dan tak pernah didengar suaranya

selain keheningan yang berwajah penderitaan

 

2023

SEBUTIR PASIR

: Dipengaruhi Mahmoud Darwish

 

barangkali, puisi satu-satunya keadilan

yang berdiri di balik kecamuk panjang

mengukir hati, kematian dalam keanehan

puisi begitu riang suaranya

sebutir pasir kebenaran yang muskil diterka

dan tak pernah didengar suaranya

selain keheningan yang berwajah penderitaan

 

2023

KAU TELAH

 

kautelah

nyalakan api

sedang nyala api

kaupadamkan kini

 

eh buset!

kautelah

menjadi api

sedang api

kini tak menyala lagi

 

kautelah

menjadi apa

sedang apa

kini tak punya makna

tak punya gairah

tak punya kita

 

dan

kautelah

padamkan api

sedang nyala api

kini kunyalakan sendiri

 

–astaga!

 

August 2023

Ahmad Rizki, menggelandang di Ciputat, Tangerang Selatan. Beberapa puisi omong kosongnya termaktub di media daring. Buku puisi yang terlanjur terbit, Sisa–Sisa Kesemrawutan (2021) dan Sebuah Omong Kosong Cinta Masa Remaja (2022). Informasi tambahan dapat ditemukan di Instagram @ah_rzkii

Artikel ini telah dibaca 221 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Puisi Daeng Karra

27 April 2025 - 07:47 WIB

Mana Hatoum, Liggt Sentence, 1992

Puisi Moch Aldy MA

9 February 2025 - 15:11 WIB

Nicolae Tonitza, child head, via Wikiart.org

Puisi Ade Faulina

19 January 2025 - 20:01 WIB

WikiArt.org

Puisi Yana Risdiana

31 December 2024 - 17:18 WIB

WikiArt.org

Puisi Yana Risdiana

31 December 2024 - 17:12 WIB

WikiAart.org

Puisi Andy Sri Wahyudi

22 December 2024 - 23:02 WIB

George Stefanescu, Fishes at the Japan Sea, via WikiAart.org
Trending di Puisi