Sekiranya Kejadiam Ganjil di Timur Tengah, 6 Agustus 610 Masehi
Kabar dari langit, mengirim pepatah nan asing menuju ceruk goa suci.
Bahasa yang tercetak miring dan suara yang ganjil.
Menyirat rahasia jubah semesta
tatkala sejenak satu di antara seribu malam paling suci.
Separuh kisah lengkap dari kitab yang konon telah diterbangkan ababil sebelum kelahiran dirinya.
Sebelum kau memujinya di luang peribadatan yang kerap terlupa.
2023
Nuh Belum Sepenuhnya Menyelesaikan Bahtera
Engkau kira segaris satu-satu hujan yang jatuh
adalah ritmis gaung samudra.
Samudra yang pernah menenggalamkan bumi kala Nuh belum sepenuhnya
menyelesaikan bahtera.
Dan manakala segalanya terbenam, kita pun hidup sebagai lumut karang.
Menguap menjadi awan
lalu luruh lagi membawa beban noda.
2023
Taman Adam
Barangkali sebelum surya, mereka berkata sambil menari,
“kita sedang bermain di wahana surga.”
Adakah surga tetap menyediakan taman bermain, setelah khuldi kami rontokkan buahnya?
Setelahnya tak ada lagi taman di surga
hanya kesepian semata
hanya hibernasi ular
dan cucu-cucu berkelahi membangun taman sendiri.
2023
Perhentian Terakhir
Orang-orang begegas menyesak.
Susup ke lembah kota.
Tuli, bisu, dan buta
adalah peran di sini.
Sejak ayat-ayat melambung dibiarkan menguap
Waktu yang diam menjelma jadi
tanda-tanda berkarat
seakan keabadian terhenti.
Kita juga tak tahu perhentian terakhir
dan kereta pun lupa tiba
atau kita yang enggan menyusun rel iman.
2023
Aforisme Tentang Buku-buku Pertama
Buku-buku pertama rampung terbakar
dari selangkah abad demi abad hingga
entah teks apalagi yang tak bisa ditulis
oleh tangan anak-anak domba gila yang
memilih jalan lurus lantaran lupa untuk
tersesat menuju sebentang jurang yang
kerap kali terlihat bila kita mengintip
gamang lantaran begitu banyak kata-kata
mati di sana atau pun yang selamat meminta
pertolongan melalui bahasa tak pasti.
2023
Mungkin Kita Sendiri di Sinema itu
Lalu dalam sinema
Jutaan manusia menonton tubuh telanjang mereka
di muka bumi sebagai aktor.
Masing-masing sama-sama menjadi
protagonis-antagonis sebagai apa ia mau
Sebagai anak masa lalu dan orang-orang tua di masa depan menonton
Sebagian, ada yang terlalu serius
Mengamati berita yang berjalan di matanya
Tanpa tragedi, tanpa suara, tanpa warna,
atau tanpa cerita.
2023
Ataukah Kematian Saat Matahari Yang Masih Itu Juga Akan Terbit?
Sejenak diam meninggalkan langit subuh
Kaki peziarah yang ikut pendiangan
Saat teks mampu dirupa
Kita pun buta untuk memaknai
Kemudian kehilangan sepenggal nonsens
dalam rabu
dan segera terkubur oleh gelak embun
2023
Kur Penggiring Kematian
Laksana kur penggiring kematian
Guruh dan gas menebar
Napas maut kembali menjerat antara sesiapa dengan apa
Dari tepi yang asing
hantu-hantu sejarah menyambut
dengan sepotong sayapnya yang patah.
Aku berdiang
menanti garis memutus batas
dan menentukan noktah pada leher musim memburat yang risau
Jemariku kacau
Tatkala menulis ziarah pada nama-nama.
2023
Dion Rahmat Prasetiawan. Lahir di Pekanbaru pada tanggal 28 Agustus 1997. Pegiat sastra di komunitas Suku Seni Riau. Instagram @dion_r.pra. Beberapa karyanya pernah dimuat di berbagai media cetak maupun media online.