Menu

Mode Gelap
Api Prometheus I Cerpen – Aldi Rijansah Naik Becak Denganmu – SAJAK-SAJAK NGADI NUGROHO Asmara yang Tidak Diakali Waktu Tutorial Mengubah Nasib – SAJAK-SAJAK MAULIDAN RAHMAN SIREGAR Bila Ia Tertidur – Sajak-sajak Ilham Wahyudi

Puisi · 6 Nov 2023 01:11 WIB ·

Mitos Lubang Buaya – SAJAK-SAJAK IRZI


 Mitos Lubang Buaya – SAJAK-SAJAK IRZI Perbesar

 

SONNET CONDET

Perut Haji Syiah tetiba begah, nelangsa—tak bisa kentut
dibarengi pikiran mulai kurang semenggah, lantaran
dengar kabar dari tetangga sebelah bahwa ini hari
banyak muda-mudi sekitar rumah—mendadak hijrah & ikuti

Dakwah sunnah di resto Ajwad milik Doktor Basalamah.
Apalagi setelah kajian, mereka dijamu santap petang
lewat sajian Nasi Kabsah tambah paha Lahm panggang
—makin buat dag-dig-dug isi dada kiri Haji Syiah dah.

Demi melipur panik, beliau lekas ke kamar mandi,
membuka gamisnya yang berwarna hitam arang
& hanya sisa sempak di badan, kemudian

Lekas nyemplung ke bak isi air campuran Eau de Toilette
sembari nyitir bahan taqiyyah jika tulat siang boneka Mampang
ajak main “Mugunghwa Kochi Pietsumnida”.

2022

BEKASI CIRCA 1995

Terkadang aku merasa kau dekat
seolah-olah hadir di taman depan,

menciptakan kembali masa kanak
—sebagai sesuatu manasuka

kita bisa tinggal di dalamnya:
gundu bopak, bungkus rokok

Marlboro, sejumput rumput
untuk kail semut peluru, kalung

kembang buat memberkati pintu.
Seperti kau—aku tak pernah suka

tumbuh dewasa. Aku terjerembap di dalamnya
lewat lembap rambut, basah Peditox, gabuk

ibarat telur kutu mokat di kulit kepala.
Dengar!—kita bisa mengambil kembali

wayang Cepot kau, boneka Tongki-ku yang hilang,
gitar kecil kau, & stik drum-ku yang patah

taruh sesuatu yang dibuat keroyokan &
mengerikan di dasar ruang bawah tanah

lantainya—kata kau “ialah warna pucat
dari cokelat pekat cerita di tepi Kali Bekasi”,

Kata-ku “ialah putih ganih serak tulang
di tapal batas Karawang-Bekasi”.

2022

RAWAMANGUN MUKA CIRCA 2005

Mantan dedemenan tetiba
datang lewat pintu belakang,
mengoceh panjang
perihal—sejuk angin malam.
Tawa dia
riang menggelinjang.
Lingkar matanya
serupa gadis manga,
mengundang kenang
romansa masa muda
Pascarezim orba
dilengser mahasiswa.
Suara dia yang tercekat
bersenandung di antara
segar asinan sayur Haji Mansyur
& klop aroma ayam pop Sederhana

2022

ZIARAH BULAN KE-4 DI KARET BIVAK

Barangkali belukar rindang tak buat lelaki sepertiku—terkesan
bahkan heran perihal kehilangan & jadi mantan.

Ada perempuan di depan membawa kembang
& tak lekas sadar perihal silap masa silam.

Biarkan aku membayangkan kau sekarang
di kediamanmu, dikelilingi oleh skenario teruk

& berlatih laku hidup zuhud
a la jomblo imut

Pohon apa lagi yang merencanakan pemakaman mereka sendiri?
Pohon apa yang memberi ruang bagi kepulangan sementara kita?

Kawanku yakin—penyair Chairil, mati diracun arsenik
oleh agen intelejen yang kelak mantunya

buat senewen—sastrawan Pram.
Aku mungkin setuju itu—aku mau

menghabiskan siang di kuburan
tanpa ditemani siapa pun—& merayu awan

agar muntahkan hujan,
—& sungguh aku suka itu kawan.

2022

SKENA LARA DI PERON DUA JATINEGARA

Mencintaimu adalah fitnah
yang membuat luka terbuka pada

dada kiri ini makin nganga
saat koper penuh tawa & tangis

kau dorong melewati pintu masuk
utama Stasiun Jatinegara.

Tetapi, sebelum kau pergi
dengan alamiah aku sadar diri

& menutup kedua gendang telinga,
sebab ngiang tembang Juwita Malam

bikin ini pikiran tambah tak keruan,
cukuplah saja aku dengar intuisi dari hati

& berkhayal kau kembali pulang,
kelak saat jelang Hari Lebaran

Hilang dendam, habis marah—berpelukan
hingga kawin beneran di kemudian pekan.

2022

KRONIK BUJANG MAMPANG

Saya cuma mau bilang
si abang masih edan
meski sembilan tahun berselang.

Barangkali, takhyul perihal
dedemenan hilang, benar belum luntur
di beberapa tembok gang, plang

nama jalan & batang tiang
listrik nuju kontrakan. Kau ngejogrok,
mendengarkan Sir Duke seharian

suntuk saat tetangga sebelah
seperti tak lelah menggunjing nasib
buruk—kau, si bujang bangkotan

menolak kalah lawan buncah
air muka. Saya hapal betul selera
musikmu sungguh jauh dari kampungan

sesekali kau terlihat asyik ajojing
“termiring-miring sampai dingkring”
ikuti gerak anjal ritme Hohner Clavinet

pada lagu Super=Stition Stevie Wonder
di ruang tengah rumah yang telah kau sulap
jadi diskotek saat pikiran kumat & keder

mengenang perempuan yang kau sayang,
si nona berkebaya merah dengan wajah
berseri & senyum paling semringah

Apa lacur, mujur tak bisa kau banjur, malang
telanjur kau bawa pulang—firasat tak sehat:
jiah!…si nona malah nikah sama lurah Palmerah.

2022

MITOS LUBANG BUAYA

Bayangkanlah sesuatu perihal delima
bayangkanlah sesuatu tentang cinta muntaha.
Benar sayang, sejatinya kita memang
bunyi lengkung senar tiga Fender Telecaster ’65
yang melengking pada jam 3 pagi buta.
Kau bilang “darah itu merah sayang”,
setidaknya frasa itu tak asing buat kita,
utamanya buat aku—nyaris pasi lihat deflorasi.

Setelah semua keajaiban reda,
sahih sudah, sembilan bulan ke depan
bayi pancasila lahir & diazankan

tatkala bayi lain, dimatikan
massal—tanpa talkin,
tanpa amin.

2022

Ikhsan Risfandi aka IRZI Lahir di Jakarta, 13 November. Eks gitaris Jazz yang banting gitar nulis puisi jess. Puisi-puisinya dimuat di Majalah Digital Mata Puisi, Majalah Sastra Balai Bahasa Provinsi Banten “Kandaga”, laman sastra Buruan.co, Borobudurwriters.id, Tempo.co, Bacapetra.co, Sastramedia.com, Beritabaru.co, Koran Pikiran Rakyat serta beberapa Antologi Puisi Nasional. Buku puisi pertamanya Ruang Bicara, 2019. Saat ini bergiat di Sindikat Sastra, Biasalah…

Artikel ini telah dibaca 96 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Puisi Lalik Kongkar

7 September 2024 - 20:29 WIB

Puisi Maulidan Rahman Siregar

26 August 2024 - 04:00 WIB

Pentecast by Emil Nolde via wikiart.org

Puisi Adit Febrian

26 August 2024 - 03:31 WIB

Sunday Afternoon on the Island of La Grande Jatte by Georges Seurat via wikiart.org

Puisi Maria Dominika Tyas Kinasih

1 July 2024 - 01:26 WIB

JANGAN KUNCI PINTU DARI DALAM – Puisi-puisi ALIZAR TANJUNG

23 June 2024 - 19:33 WIB

Menerjemahkan Sabtu Pagi – Puisi-puisi F.A Lillah

17 June 2024 - 04:31 WIB

Trending di Puisi