Menu

Mode Gelap
Api Prometheus I Cerpen – Aldi Rijansah Naik Becak Denganmu – SAJAK-SAJAK NGADI NUGROHO Asmara yang Tidak Diakali Waktu Tutorial Mengubah Nasib – SAJAK-SAJAK MAULIDAN RAHMAN SIREGAR Bila Ia Tertidur – Sajak-sajak Ilham Wahyudi

Puisi · 25 Sep 2023 14:00 WIB ·

Orang Meninggal – SAJAK-SAJAK MAULIDAN RAHMAN SIREGAR


 Orang Meninggal – SAJAK-SAJAK MAULIDAN RAHMAN SIREGAR Perbesar

KEKASIHKU YANG JAUH

 

kekasihku yang jauh

sejauh antara timur dan barat

meninggalkan dunia yang fana ini

dan menjadi sadgirl

untuk kesekian kalinya

 

demi menghadapi hidup yang pelik

ia pilih musik

yang bisa membuat

pantat dan dadanya

bergetar hebat

 

demi menghadapi cinta yang rumit

ia pilih aku, diriku

seseorang yang ia cintai dalam pilu

yang sering bikin ia jarang makan

dan sulit uang

 

ia akan mejadi sadgirl untuk selama-lamanya

bibirnya yang semok di bokong truk

seluruh pegiat ojol mengenal namanya

dan berharap kena prank

 

ia akan menjadi sadgirl untuk selama-lamanya

tidak akan pernah ada lagi lagu riang

tidak akan pernah ada lagi puisi paling indah di bumi

 

kekasihku yang jauh

meninggalkan dunia yang fana ini

dan menjadi hantu

dan ada di mana-mana

 

barangkali ia adalah kamu

yang bersedih, dan tak sengaja membaca ini

 

2021

 

77 TAHUN MENULIS

 

77 tahun menulis

penulis kita akhirnya menjual

senja kepada pembaca

seharga 80 halaman

dan saya, kamu, serta kalian

sudah duluan takjub pada

sampul buku

 

77 tahun menulis

penulis kita dapat banyak

uang, teman, pasangan

& cinta

dari setiap huruf

yang ia rangkai

sementara saya, kamu, serta kalian

hanya menemukan profil orang

terkenal, di akhir halaman

 

77 tahun menulis

penulis kita sadar betul

kalau ia tidak akan bisa menyelamatkan

sebiji nyawa

hanya saja saya, kamu, serta kalian

sudah terlampau masak makan literasi

yang kemudian berlari dari ingatan

 

77 tahun menulis

penulis kita sebentar lagi meninggal

meninggalkan saya, kamu, serta kalian

dan menjadi debu

dan menjadi usang

dan menjadi asing

dan menjadi hilang

 

dan tiada seorang pun merindukannya

 

77 tahun menulis

ia berakhir sebagai hantu

dan menuntut hasil pembacaan saya, kamu, serta kalian

 

tapi kita semua mengantuk,

meninggal bersama di sampul buku

 

2021

 

SAJAK TENTANG KAWAN SAYA

 

kawan saya, sastrawan betulan

memasukkan sastra Indonesia ke dalam air,

air mani, padahal yang ia punya dan pertahankan

hanya air kencing

ulahnya, menurut sebagian kritikus

membuat sastra Indonesia menjadi keruh

dan bau pesing kuda liar, yang liar sekali.

 

karena itulah saya belajar mati-matian

agar saya dapat membela kawan saya

yang setiap bikin puisi dibilang jelek itu,

dengan cara menulis sebuah puisi untuknya,

puisi yang seperti ini

 

publik sastra yang arif

kritikus sastra yang doni

ketahuilah, arif dan doni adalah kawan saya

 

arif menulis di batu ginjal

doni menulis di sungai air mata

ketika mereka berdua menikah,

maksud saya, mereka menikah dengan

pasangannya masing-masing,

bukan arif dan doni yang menikah,

aduh, tolonglah publik sastra

 

saya ulang ya

ketika mereka berdua menikah,

mereka membelakangi sastra Indonesia

dan mulai hidup serius,

menjadi bijak di sosial media

dan menonton seluruh film di bumi

dan bernyanyi di dalam kamar

dan memberi nama pada kecebong

dan belajar bahasa inggris

agar tidak yes no belaka

di dalam gelut, di tengah ranjang

di dalam aduh ribuan tahun

 

tapi seperti yang sudah saya sebut di muka

kawan saya adalah sastrawan betulan

bukan tak mampu ia mengubah air mani

jadi air laut, hanya saja, air mata masih

laku dalam puisi, dan kayaknya memang

masih seru

 

publik sastra masih mau puisi ini

lebih panjang lagi?

 

Maret, 2021

 

ORANG MENINGGAL

: Mendengarkan Jambinai – Connection

 

Mendapati ongkos kirim buku seharga sebulan gaji, ia jadi berpikir untuk membunuh penulis buku atau dirinya sendiri. Ia menulis puisi di handphone dan mulai memejamkan mata. Telinganya orang-orang berteriak. Anjing, anjing, anjing! Dan ketika ia membuka mata, anjing, anjing, anjing di depan mukanya. Ia mengeluarkan pistol dari saku celananya dan menembak kepalanya sendiri. Tapi anjing, ia tak mati. Ia dilarikan sebenar-benar berlari oleh orang-orang ke rumah sakit yang benar-benar seperti rumah sakit. Ia masih memejamkan matanya. Kepada dokter yang lebih mirip penulis novel, ketika bangun, ia berkata, “eh anjing, apa yang membuat kertas hingga sebegitu mahalnya, 15 penulis adalah 15 pohon, 15 pohon adalah udara, dan udara adalah kita,” dan dokter kita menulis resep menambal luka serta merapalkan doa sebelum tidur. Tapi anjing, yang tertidur dokter kita. Seorang putri Indonesia tidak hapal pancasila, dan 65 ribu rupiah dibayar tunai adalah iklan tivi kabel. Mereka kaum urban tidak kunjung meninggal, ketika yang ada cuma ajang kecantikan, di yutub, instagram tiktok, dan mereka semua adalah influencer yang tidak pernah mempermasalahkan kenapa pekerja di rumah makan Padang lima belas ribu karyawannya laki-laki semua. Di dalam buku, sebenarnya gender tidak berbicara, kisanak. Tidak ada perempuan yang benar-benar perempuan, dan tidak ada laki-laki yang benar-benar laki-laki. Di dalam kata, semua manusia adalah pedagang buku. Dan meninggal ketika bukunya laku. Ledakan di kamarmu, berdarah celanamu. Kamu purna meninggal, doadoa sudah sampai ke udara. Singgah ke buku-buku yang mereka kasih judul yaasiin.

 

2020

 

MENULIS PUISI CINTA DAN MENONTON YOUTUBE DAN MENONTON TIKTOK DAN MELIHAT BOKEP VIRAL SERTA MENDOAKAN PUISI MUHAMMAD DAFFA DAN CERPEN ARIF P. PUTRA MASUK KORAN

 

Kebudayaan dimulai pukul 07 pagi dan mengantuk lima belas menit kemudian. Orang-orang sibuk bikin kanon dan membatalkannya lagi. Puisi dijual di berbagai situs bersama iklan alat kelamin dan berhasil melahirkan artis-artis. Iklan obat kuat diperagakan seseorang yang mohon maaf, pakai hijab dan senyumnya bisa menukar agama yang sedang kau perjuangkan dalam hati. Dan mohon maaf ya, bait pertama puisi ini klise sekali. Semacam ketika kau mendapati bokep viral, tapi gambarnya kabur belaka. Yang lebih dominan di video itu hanya suara azan, ya Tuhan. Sungguh, bagaimana internet bekerja?

 

Kebudayaan membikin Muhammad Daffa dan Arif P Putra sebagai dua orang yang harus kau segani dan manakala kau melihat tulisannya, tidak ada salahnya untuk bilang; “anjay, dia lagi!”

 

Lalu kau berlindung saja di sudut bumi paling jauh, dan mendoakan mereka agar selalu menemukan puncak kebaruan. Puncak pengetahuan, puncak akal-budi. Semacam ketika kau mendapati seorang perempuan yang ternyata laki-laki di sosial media.

 

Tawaran untuk mengikuti webinar bersama sastrawan yang tiap hari jualan buku itu kau abaikan saja, sebab, mereka hanya hidup untuk menjual buku & omongan. Pun, tawaran kelas menulis berbayar 15k/sesi sebaiknya juga kau abaikan, sebab, di hadapan Muhammad Daffa dan Arif P Putra, mereka semua hanya jualan buku.

 

Di tengah pandemi begini eh, sudah tidak dong—, tak ada salahnya mendoakan. Arif P Putra yang baru saja berbini & punya anak, dan senyumnya makin manis saja di instagram. Muhammad Daffa masih berhatan eh bertahan dengan pacarnya yang belum pernah kau temui kan? Pacarnya yang lebih sering blur ketimbang kelihatan. Persis, seperti guna puisi di bumi.

 

Ya, demikianlah puisi cinta kekasih. Tidak penting-penting amat. Ia bisa saja kau tulis sembari menonton Vina, Erika, Siska, dalam doa-doa yang sengaja kau sembunyikan.

 

2020 – 2023

 

 

SELAMAT

 

aku tahu kau cukup senang

dengan puja sekaligus puji

banyak orang

manakala apa yang kau sebut

puisi, cerpen, dan karya tulismu

dimasukkan ke dalam lubang

pemangku kepentingan

dalam hatimu kurasa getaran

akan menulis lebih rajin

menulis lebih bagus lagi

dan kau beranggapan bahwa

kau pantas kau layak dapat

puja sekaligus puji banyak orang

ketika joged di pantai dan topimu

diterbangkan angin lalu hilang

lalu tak ketemu lagi, belakangan

kau menyadari, kalau orang-orang

tidak membaca tulisanmu dan

tetap menyebut selamat, tahniah,

dan semoga sukses selalu.

selalu, berarti kau tak pernah

tidak sukses, selalu, berarti kau

sukses setiap hari. don’t forget

about me, katamu pada dirimu

sendiri, dan sungguh diketahui

bahwa kau mencintai dirimu

sendiri, melebihi orang-orang

yang menyebut selamat, tahniah,

dan semoga sukses selalu,

makanya kau selalu menulis,

menulis, dan menulis, dan

sebelum orang-orang meyebut

selamat, tahniah, dan semoga sukses

selalu, kau sudah menyebut itu

hingga seribu tahun usia

selamat, kau sudah menulis hari

ini, katamu, dan selamat kau

masih bisa menulis, katamu.

dengan lagu sedih, kamu selesaikan

semua, dan dengan menangis

kau alamatkan huruf-huruf

ke tempat seharusnya ia pulang

dan istirahat

 

2020

 

 

MAULIDAN RAHMAN SIREGAR, penyair. Penyukan ikan chichlid ini banyak berkegiatan di Padang, Sumatera Barat. Selain menulis, waktunya banyak ia habiskan dengan menonton video-video Tik-Tok. Dapat ditemui juga di akun tiktoknya; @maulidanrahmansiregar

Artikel ini telah dibaca 147 kali

Baca Lainnya

Puisi Sus S. Hardjono

15 September 2024 - 06:37 WIB

William H. Johnson, Children at Ice Cream Stand via WikiArt.org

Puisi Lalik Kongkar

7 September 2024 - 20:29 WIB

Puisi Maulidan Rahman Siregar

26 August 2024 - 04:00 WIB

Pentecast by Emil Nolde via wikiart.org

Puisi Adit Febrian

26 August 2024 - 03:31 WIB

Sunday Afternoon on the Island of La Grande Jatte by Georges Seurat via wikiart.org

Puisi Maria Dominika Tyas Kinasih

1 July 2024 - 01:26 WIB

JANGAN KUNCI PINTU DARI DALAM – Puisi-puisi ALIZAR TANJUNG

23 June 2024 - 19:33 WIB

Trending di Puisi