tutorial mengubah nasib
bikinlah sebuah video
sedih, dan upload jam lapan
pagi, dan mintalah kawan dan musuh
untuk ikut berkomentar
lalu menangislah sepuluh jam
hitung air mata yang keluar
dan berdoa
kepada
Tuhan,
sesuatu yang kapital
di puisi ini.
jika masih ada orangtua
carilah dan lekas peluk
mereka, kemudian
menangis lagi
lebih kuat lebih keras
lebih puisi
jika sudah tidak ada orangtua,
tidak mungkin,
apa semuanya muda?
sentuhlah angin di badan
tarik napas agak sepuluh kali
kemudian bersyukur
kalau masih dikasih umur
2023
Cara Mengusir Sepi
Tempatkan kesepianmu di tempat orang ramai
Berhitung hingga bilangan seribu satu
Lalu berlari sekuat yang kau bisa
Menuju rumah
Sesaimpainya di rumah, masuk ke dalam kamar
Selanjutnya, kau kunci kamarmu rapat-rapat
Berhitung hingga bilangan seribu satu
Ambil telepon paling pintar yang kau miliki
Lalu tulis sebiji dua puisi tentang
Orang-orang tolol yang meninggalkanmu
Selanjutnya, kembali ke tempat orang ramai
Berlari sekuat yang kau bisa
Taruh kesepian di situ
Dan lanjut, berhitung hingga bilangan seribu satu
Lalu maki pemerintah
Bahas filsafat dan agama
Dan kembali berlari sekuat yang kau bisa
Ke dalam kamar yang sudah kau kunci rapat-rapat
Lalu merancap
Menangis
Dan merancap lagi
2022
alamat pulang
rumah?
rumah sudah dibakar orang
jalan-jalan penuh kecemasan
di sebuah simpang, seseorang
dan seseorang lain sedang
transaksi, jual beli kebahagiaan.
rumah?
memang sudah lama dibakar orang
yang meninggal di rumah itu:
kenangan, seorang anak kecil
bernama saya, Anda, dan seseorang
yang tak pernah kelihatan,
namun selalu ada di dalam rumah
kebakaran itu menghabiskan
seluruh pahala dan dosa
rumah itu kini hanya jadi mainan
di udara, dikenang sebagai debu terbang,
lalu hilang
ingin kutambal jalan pulang ini,
dengan dana hibah pemerintah daerah,
yang setiap hari menangis,
dan bersedih ke pemerintah pusat
lain jalan lain ikannya
cakeeep
eh salah pantun
lain rumah
lain orangnya,
ini rumah budi,
ini ibu budi,
di mana ayah budi?
cakeeeep
rumah memang sudah hilang dibakar
kini aku pulang
ke tempat semula kaki ini tualang
entah mau ke mana,
herman.
2023
rapuh
di lebat hujan
sendirian,
menari,
tangis jatuh satu-satu,
kau sedang denganku,
sekaligus tidak denganku.
aku di antara
apa saja !
bayang?
semakin samar
semakin jauh
bisikan mau mati
menyentuh kupingmu,
aku yang di sampingmu,
kuat hati menahan,
meledakkan ribuan petasan,
bikin kau kaget, melangkah,
meninggalkanku sendiri,
yang sedang karam,
padam, gelap hitam,
melanjutkan tarian,
sendiri, terus menari,
jatuh & bangkit,
jatuh dan mati?
sorry, aku tidak bisa mati!
abadi
dalam takutmu
sakitmu, rapuhmu
dan segala macam
yang lekas jadi hilang
tidak ada kata lagi yang terucap
hanya langkah, hanya gerak,
yang cepat, yang canggih
lekas hilang
& berpelukan
menemukanmu sendiri
sedang menangis?
ingin aku kembali
di sampingmu
dalam menit detik
dalam hujan kemarau
dalam sibuk dan istirah
memang sangat terasa
kalau sudah tiada.
seperti ambulans
tanpa isi mayat
2023
Aku dan Padang
aku dan Padang
dua batang yang dipisah
oleh ruang dan waktu
setengahnya diikat ibu
pulanglah, nak, pulang
bensin seliter masih dua puluh ribu
setengah lagi tiga puluh delapan ribu
sebungkus rokok, dua bungkus nasi
dan kemalasan bekerja,
hidup ini hanya mengulang
yang sudah-sudah.
sebagai bujang
lima puluh ribu sehari itu cukup !
tapi bujang harus ada kawan
biar tak iseng sendiri
harus segera dicarikan bini
belanja ini itu untuk berbagai keperluan
dan beberapa ikat bahagia
kebahagiaan seperti apa
yang bisa dibeli, hah?
Padang masih seperti dulu
masih seperti pertama kali aku dilahirkan
masih malu-malu berkembang
dan memang masih, seperti aku
yang selalu dibelah ruang & waktu
2023
berpantun-pantun ke rumah alizar
berpantun-pantun ke rumah alizar
dengan motor yang lebih sering
bercanda & batuk
di lebat hujan
kota ini memang tak pernah
kekurangan penyair
2023
Maulidan Rahman Siregar, lahir dan menetap di Padang, kesehariannya banyak dihabiskan dengan menonton YouTube dan Tiktok. Pernah jadi penyair, dan ikut beberapa lomba kepenulisan, meski sering kalah.