Menghala ke Asal
—Tuanku Guru Emral Dt. Rajo Mudo
telah meretak usia di uzur, engku bawa jiwa dan ruh menghala ke kampung selatan. negeri di mana moyang santing mengaji. ranah bernama bayang, gedung ilmu dan kematian seratus tahun moyang dari perang menumpas segala hantu belau merakit kandang.
kelaparan mambang dan sepasang naga yang meliuk di mata air bayang sani juga hantu siampa gigilkan anak kumidi pulang mengaji serupa pameo yang kau titipkan di lepau kopi, sejarah panjang negeri ini.
engku tak berasal dari setumpuk aroma kuini dalam beras atau tunas pisang batu yang menjalar di belakang rumah. melainkan dari janin pusat jala nelayan, pahatan besi pomotong getah orang rimba sebelah, dan dari batang gadang tengah dusun ke atas tak berpucuk ke bawah tak berurat.
berkali engku menjingap rumah gadang, rumah muasal anak salimbado melintang jalan. menyingkap harap pada anak yang dikerumuni kabut revolusi. kabut yang membuat mereka separuh mati. di mana si pandir dan si siak berebut kaji kebal besi.
berketika engku siasati amal jariyah sebelum menghadap illahi. meninggalkan beberapa bait pedis puisi juga kajian tradisi.
Pauh, 2022
Padusi Rambang Mata
padusi rambang mata di mana kau letakkan kepala berbisa segala serapah yang datang dari liuk lidah gema suara.
kau kuak langit berawan kau sibak muara lautan agar aku tengkurap di bawah tubir bibirmu yang tawan.
tapi akulah si ayam jantan juga si rompak tukang terjang datang dari arah kegelapan musim panjang membikin jari dan kakimu memanjati dinding dan palang pintu yang mengasapi lengang malam kota dengan kemenyan seujung putih kuku.
kau bawa ahli nujum ke hadapku menduduki nasib dan menerka tentang kita melipat kaki di bawah kusen pintu surga.
lantas kumainkan siasat berketika, kuulur tali pengaminan di luar sepengetahuan, dan aku beriya-iya dengan tuhan.
Pauh, 2022
Gulir Waktu
:Dwi Putri Inayah
di lain hidup, waktu mengatur kecemasan. hikayat seorang mendirikan hidup dalam aliran api yang datang dari masa lalu.
coba kau hitung sebentar, berapa doa kusisihkan di memoar jalan yang landai disertai hujan sehabis panas berdengkang. jangan hanya berandai kau bakal hidup seribu tahun lagi.
jika jari-jari dan alat hitung tak sanggup bertemu jumlah, dadaku yang tak mempan ditembus peluru adalah kalkulasi yang menginap-nginap perkara itu; kenangan atas nama sumpah, rasa teragak seperti lingkaran tak bersisi atau getar lautan tak henti-henti berombak.
senyata waktu tidak kunjung berjeda, semata-mata itu serupa aku bertanam diri dalam jiwamu, dalam seribu tahun sampai ranum atau sesaat menjelang nanti waktu berhenti dalam diri yang disebut orang bahwa itu adalah mati, terbujur dalam namamu.
Pauh, 2022
Ilmu Besi
:Andreas Mazland
terlayang aku di antara dua tidur; tidur ayam dan tidur mati. ia keruk isi saku ini mencari lipatan kertas kaji ilmu besi yang panjangnya sepanjang kuda berlari.
maka kuberi ia dua carut dan satu gelar hewan penurut. tak sanggup ia melawan, sebab telah dulu pecah perut dari khotbah berisi kunut.
“jika toga telah melekat di kepala kau, andreas, kita turut dukun sakti mandra guna di mudik hutan belantara pesisir ujung paling utara. paling tidak di sana kau akan mendapat ilmu bersipekak dan bersibenak.”
angguknya sampai ke lutut. walau dibentak saja masih seperti orang mau mati atau macam kucing nampak lidi.
Pauh, 2022
Kau Aku
tiga, dua, satu, jejakmu, suara, rambut, tumit, betis mata serta aliran yang terus mengaliri segala. Ingatan tentangmu berlipat dalam kepala.
jiwaku terhempas pada liang lahat, kafan melilit kepala.
kau maut, cahaya, musibah, dan seutuhnya elemen dalam diriku adalah kau.
Pauh, 2022
Chalvin Pratama Putra, tinggal di Koto Berapak, Bayang, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Merupakan anggota Kajian Tradisi dan Silat Salimbado Tarok dan Sasarang Tampuo. Menulis puisi, cerpen dan esai yang sudah tersebar di beberapa media nasional dan regional.